KabarBaik.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus berupaya menekan angka pengangguran, terutama pengangguran terdidik yang pada tahun ini tercatat mencapai 7,3 persen. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi Kota Malang yang dikenal sebagai kota pendidikan dengan banyak lulusan perguruan tinggi setiap tahunnya.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan, tingginya angka pengangguran terdidik merupakan konsekuensi dari status Kota Malang sebagai pusat pendidikan. Banyaknya lulusan dari berbagai kampus menyebabkan persaingan di pasar kerja semakin ketat.
“Untuk penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), upaya yang dilakukan selama ini sudah sesuai dengan timeline. Namun, pengangguran terdidik ini menjadi PR yang terus kami gencarkan. Salah satunya melalui kegiatan Job Fair agar mereka mendapat peluang kerja,” ujar Wahyu usai meninjau pelaksanaan Job Fair di GOR Ken Arok, Rabu (29/10).
Wahyu menjelaskan, selain melalui penyediaan lapangan kerja, penurunan angka pengangguran juga dipengaruhi oleh perubahan pola kerja masyarakat. Saat ini, banyak warga Kota Malang yang beralih menjadi pelaku usaha mandiri maupun pekerja di sektor digital.
“Kalau TPT di kita tidak tertinggi, tapi angka pengangguran terdidik memang tinggi. Itu wajar, karena Kota Malang merupakan kota pendidikan,” imbuhnya.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, TPT turun dari 6,8 persen menjadi 6,1 persen pada tahun 2025.
Sementara itu, Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang Arif Tri Sastyawan menyebutkan, pelaksanaan Job Fair tahun ini digelar lebih besar dibanding tahun sebelumnya. “Tahun kemarin kami melaksanakan di Mal Pelayanan Publik (MPP). Tahun ini di GOR Ken Arok,” ujarnya.
Kegiatan Job Fair kali ini diikuti oleh 61 perusahaan dan empat lembaga pemerintah, di antaranya BP3MI, BPJS Ketenagakerjaan, serta Disnaker-PMPTSP sendiri. Total, ada 65 lembaga yang membuka kesempatan kerja bagi masyarakat.
Arif menjelaskan, peserta Job Fair dibagi ke dalam beberapa sesi untuk menghindari kepadatan di lokasi. “Hari ini sesi pertama untuk 1.000 orang, siang 1.500. Besok sesi pertama dan kedua masing-masing 1.500 peserta. Kami sudah atur dari awal dan membuka pendaftaran secara online,” urainya.
Selain pendaftaran online, Disnaker juga membuka pendaftaran offline dengan kuota maksimal 500 orang. Hingga malam sebelum kegiatan dimulai, tercatat sudah sekitar 5.500 pencari kerja yang mendaftar.
“Tahun ini tersedia sekitar 2.500 lowongan kerja, mulai posisi staf hingga manajer. Perusahaan yang ikut berasal dari berbagai daerah, termasuk Pasuruan, Banten, hingga tingkat provinsi,” jelasnya.
Kegiatan Job Fair 2025 ini berlangsung selama dua hari, mulai Rabu hingga Kamis (30/10), dan menjadi salah satu langkah Pemkot Malang dalam memperluas akses masyarakat terhadap dunia kerja serta menekan angka pengangguran di kota tersebut. (*)






