“Pengepungan di Bukit Duri”, Film Joko Anwar yang Menggugah Nurani dan Membuka Luka Lama Bangsa

oleh -479 Dilihat
IMG 20250413 WA0019

KabarBaik.co – Sutradara kenamaan Joko Anwar kembali menghadirkan karya yang menggugah lewat film terbarunya, Pengepungan di Bukit Duri. Bersama aktor Morgan Oey dan Omara Esteghlal, Joko menyuguhkan kisah yang memadukan isu sosial, sejarah kelam, dan kompleksitas kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Film ini tak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga menjadi cermin yang mengajak penonton merenungkan luka lama bangsa dan pelajaran yang belum tuntas.

Berbicara dalam sesi promosi dan roadshow di Royal Plaza Surabaya, Minggu (13/4), Joko Anwar menjelaskan keresahannya yang menjadi dasar lahirnya film ini. “Sebagai bangsa, kita cenderung melupakan masa lalu, terutama yang kelam. Padahal, jika tidak dibicarakan, sejarah buruk itu bisa terulang lagi,” ungkapnya. Menurutnya, generasi muda perlu memahami sejarah untuk menghindari pengulangan tragedi dan membangun masa depan yang lebih baik.

Film ini juga menyentuh realitas kehidupan yang penuh tantangan, terutama bagi generasi muda. Omara Esteghlal mengungkapkan keprihatinannya terhadap fenomena kebencian yang kerap muncul tanpa alasan jelas. “Generasi muda sering terjebak dalam kebencian karena pengaruh lingkungan atau kelompok sosial. Kita harus mengingatkan mereka untuk lebih peduli dan berempati, agar masalah ini tidak semakin memburuk,” tuturnya.

Morgan Oey, yang turut membintangi film ini, berbagi pengalaman mengenai proses kreatifnya. Ia menyoroti bagaimana cerita dalam film ini menggambarkan sisi gelap kehidupan secara realistis. “Dunia nyata sering kali lebih kejam dari yang kita lihat di layar. Tapi itu justru membuat film ini relevan. Ini bukan sekadar cerita, melainkan refleksi dari apa yang terjadi di sekitar kita,” ujarnya.

Joko menambahkan, film ini dirancang untuk menggugah kesadaran penonton. “Kita tidak bisa lagi hanya menyentil. Penonton perlu digampar—secara simbolis—agar sadar. Peristiwa seperti tragedi 1998 harus menjadi pelajaran penting bagi generasi sekarang,” katanya tegas.

Kolaborasi antara rumah produksi Indonesia dan studio legendaris Hollywood, MGM, membuat film ini memiliki standar internasional. Proses produksinya berlangsung selama lima bulan dengan persiapan matang demi menghasilkan kualitas terbaik.

Namun, Joko menegaskan bahwa film ini bukan ditujukan untuk menyalahkan pihak tertentu. “Ini adalah kritik terhadap diri kita sendiri sebagai masyarakat. Kita sering lupa atau sengaja melupakan hal-hal yang seharusnya kita hadapi bersama,” tutupnya.

Dengan Pengepungan di Bukit Duri, Joko Anwar dan timnya berharap masyarakat dapat terinspirasi untuk lebih peduli terhadap sesama dan sejarah bangsa. Film ini adalah panggilan untuk refleksi—agar luka lama tak lagi menjadi penghalang bagi langkah menuju masa depan yang lebih baik. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dani
Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.