KabarBaik.co – Suara gamelan dan hentakan kendang kembali menggema di Desa Kaliombo, Kecamatan Purwosari, Bojonegoro. Puluhan anak-anak tampak antusias berlatih gamelan dan reog di sebuah sanggar seni, melalui program Pelestarian Seni Budaya Desa Kaliombo (BUSAMBO) yang digagas PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengembangan Masyarakat (PPM) yang dijalankan PEPC Jambaran–Tiung Biru (JTB) di bawah koordinasi SKK Migas. Tujuannya tidak hanya menjaga keberlangsungan seni tradisi, tetapi juga membangkitkan kembali minat generasi muda terhadap budaya lokal.
“Dulu setiap malam Minggu anak-anak ramai berlatih karawitan. Sekarang mereka lebih asyik dengan gadget. Kami khawatir kalau tidak ada penerus, budaya ini bisa hilang,” ujar Rohmat Edi, kepala Desa Kaliombo sekaligus pegiat seni karawitan. Dia menyebut kehadiran BUSAMBO sebagai harapan baru.
“Ibarat ikan yang dapat kolam baru, kami bisa bernapas lega. Seni tradisi kami tidak akan mati,” ungkapnya haru.
Manager Comm. Relation & CID PT Pertamina EP Cepu, Rahmat Drajat menegaskan, pihaknya berkomitmen mendukung pelestarian budaya melalui BUSAMBO. “Kami ingin memastikan bahwa nilai-nilai luhur budaya tetap hidup di tengah masyarakat, khususnya generasi muda,” tegas Rahmat.
Melalui program ini, lanjut Rahmat, anak-anak usia SD hingga remaja kini rutin berlatih tiga kali seminggu dengan bimbingan maestro lokal. Mereka tidak hanya belajar teknik memainkan gamelan dan gerakan reog, tetapi juga memahami filosofi di balik setiap seni yang diajarkan.
Selain itu, forum lintas generasi yang difasilitasi PEPC JTB turut menghidupkan kembali jejaring komunitas seni budaya di Bojonegoro.
Dian, salah seorang peserta latihan mengaku kini lebih menikmati berlatih reog daripada bermain gawai. “Awalnya saya tidak tertarik. Tapi sekarang, saya suka. Lebih seru daripada main HP,” ujarnya sambil tersenyum. Diam bersama teman-temannya dijadwalkan tampil dalam pawai budaya memperingati HUT ke-80 RI di Desa Kaliombo bulan ini.
Bagi masyarakat Desa Kaliombo, kehadiran BUSAMBO membuktikan bahwa industri migas tidak hanya membawa modernisasi, tetapi juga mampu menjadi penjaga warisan budaya lokal. Di usia ke-80 Republik Indonesia, program ini menjadi simbol kemerdekaan dalam berekspresi dan berbudaya. “Terima kasih PEPC JTB. Kini anak-anak kami tahu akar budayanya sendiri,” ujar orang tua peserta.
Suara gamelan pun terus mengalun, mengiringi langkah generasi muda Desa Kaliombo yang bangga menjadi pewaris seni leluhur. (*)