KabarBaik.co – Komitmen menyehatkan generasi penerus terus digaungkan Ketua TP PKK Kabupaten Kediri, Eriani Annisa Hanindhito. Hal itu digaungkan alam koordinasi lintas sektor yang digelar Jumat (25/7).
Perempuan yang akrab disapa Mbak Cicha ini mendorong seluruh elemen bergerak bersama untuk percepatan imunisasi, khususnya dalam menjangkau anak-anak yang masuk kategori zero dose—yakni belum pernah menerima imunisasi sama sekali.
“Kalau ada satu anak pun yang belum imunisasi, maka kader harus siap mendatangi rumahnya. Kita harus jemput bola,” tegas Mbak Cicha dalam forum yang dihadiri penggerak PKK, organisasi wanita, dan perwakilan dinas kesehatan tersebut.
Menurut Mbak Cicha, program imunisasi kejar harus diaktifkan kembali sebagai bentuk nyata tanggung jawab bersama. Mbak Cicha menilai pentingnya edukasi menyeluruh kepada masyarakat tentang manfaat imunisasi bagi kekebalan tubuh anak dan ketahanan kesehatan komunitas.
“Imunisasi ini bukan hanya soal kesehatan pribadi, tapi juga soal membentuk herd immunity di lingkungan. Semakin banyak anak yang terlindungi, semakin kuat pula perlindungan kita semua,” imbuhnya.
Istri Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana ini juga mengingatkan agar pemberian makanan pendamping imunisasi memperhatikan kualitas gizi. Ia menekankan pentingnya penggunaan bahan makanan segar (real food) dibanding makanan kemasan.
“Saya selalu tekankan, pastikan makanan yang diberikan itu real food, bukan makanan instan atau kemasan. Gizi yang baik adalah pondasi kesehatan anak,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Achmad Khotib mengungkapkan bahwa angka zero dose di wilayahnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan data terakhir dari Kementerian Kesehatan, terdapat sekitar 6.000 anak yang belum menerima imunisasi dasar.
“Kami masih verifikasi apakah belum pernah divaksin, atau sudah tetapi belum terdata. Ini yang terus kami kejar,” jelasnya.
Menindaklanjuti arahan Mbak Cicha, pihak Dinkes juga menginisiasi kolaborasi lintas sektor agar upaya percepatan imunisasi tidak menjadi beban puskesmas semata.
“Tujuannya agar puskesmas tidak bergerak sendirian. Perlu kolaborasi semua pihak, dari kader desa, organisasi perempuan, hingga PKK,” pungkas Khotib. (*)