KabarBaik.co – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus memperkuat perannya sebagai subholding gas Pertamina dalam mendukung pengembangan infrastruktur gas bumi nasional. Melalui peningkatan konektivitas dan keandalan pasokan, PGN menyelaraskan langkahnya dengan kebijakan strategis pemerintah, seperti yang tercantum dalam Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN) oleh Kementerian ESDM dan BPH Migas, RPP KEN, serta RPJMN Bappenas.
“Dengan strategi Grow–Adapt–Step Out (GAS), PGN mengembangkan infrastruktur gas bumi yang terintegrasi. Tujuannya untuk menghubungkan sumber pasokan dengan para pengguna akhir, termasuk menyiapkan pasokan alternatif seperti LNG dan CNG,” ujar Direktur Utama PGN, Arief S. Handoko, Kamis (10/7).
Di wilayah Indonesia bagian barat, PGN Group telah mengoperasikan sejumlah infrastruktur penting seperti Pipa Transmisi Sumatera–Jawa, FSRU Lampung, FSRU Jawa Barat, dan fasilitas LNG Arun.
Infrastruktur ini menjadi tulang punggung distribusi gas bumi nasional.
Menurut Arief, apabila pembangunan Pipa Dumai–Sei Mangkei rampung, maka PGN siap mengoptimalkannya.
Infrastruktur tersebut akan menjadi penghubung penting sehingga jaringan pipa gas bumi dapat tersambung dari Aceh hingga Jawa Timur, apalagi ditunjang oleh penyelesaian proyek Pipa Cirebon–Semarang (Cisem) Tahap II.
“Dengan tersambungnya jaringan ini, manfaat konektivitas gas bumi akan dirasakan luas, baik oleh sektor industri maupun rumah tangga,” ujarnya.
PGN juga tengah menyelesaikan proyek Pipa Gas Tegal–Cilacap untuk menjangkau pelanggan di sisi selatan Pulau Jawa. Selain melayani kawasan industri, PGN juga membidik pelanggan potensial yang berada di sepanjang jalur pipa guna meningkatkan serapan gas bumi.
Tak hanya untuk industri, PGN tetap melanjutkan pengembangan jaringan gas rumah tangga (jargas) dan usaha kecil, sebagai bagian dari upaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap LPG.
Demi mewujudkan pemanfaatan gas bumi yang lebih berkelanjutan, PGN tengah mengembangkan LNG Hub di Arun, Aceh, dengan merevitalisasi tangki lama dan membangun tangki baru. Keberadaan hub ini diharapkan mampu meningkatkan pemanfaatan LNG sebagai salah satu sumber pasokan gas bumi untuk pelanggan di berbagai sektor. PGN juga menjajaki pengembangan terminal penerimaan LNG di wilayah Jawa.
“Khusus wilayah Indonesia Timur, pembangunan terminal LNG menjadi opsi ideal karena sebagian besar wilayahnya berupa kepulauan. PGN sudah mulai merambah kawasan timur Indonesia dan membuka peluang kolaborasi agar manfaat gas bumi dapat dirasakan masyarakat luas,” jelas Arief.
Potensi permintaan di Indonesia Timur terutama datang dari sektor industri, kelistrikan, dan smelter. Salah satu proyek yang tengah digarap adalah gasifikasi LNG untuk pembangkit listrik di Papua Utara, bekerja sama dengan PLN EPI.
Arief menegaskan, infrastruktur gas bumi nasional yang didukung pemerintah akan membuka akses energi yang lebih terjangkau dan berkelanjutan. Hal ini akan memberi dampak jangka panjang, baik bagi lingkungan maupun perekonomian nasional.