Pilkada 2024, PWNU Jatim: Beda Pilihan Wajar Tapi Harus Tetap Jaga Perdamaian

Reporter: Yudha
Editor: Gagah Saputra
oleh -68 Dilihat
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Abdul Hakim Mahfudz (Tengah)

KabarBaik.co – Jelang Pemilihan Kepala Daerah secara serentak pada bulan November mendatang, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, K.H. Abdul Hakim Mahfudz meminta agar semua pihak yang terlibat tetap menjaga kondusifitas keamanan. Berbeda pilihan itu wajar, namun harus bisa bersikap dewasa yang menjaga perdamaian.

Menurutnya keyakinan dalam memilih siapa yang layak memimpin merupakan hal yang lazim muncul saat Pemilu berlangsung. Tentunya dengan berbagai kepentingan positif maupun kepentingan lainnya. Sehingga menjaga kerukunan meski berbeda pilihan harus tetap dijaga bersama-sama.

Baca juga:  Membelah Hujan, PWNU Jatim Berangkatkan 15 Bus Rombongan Mudik Bareng

“Pro kontra adalah hal yang biasa, namun kita harus bisa tetap betul-betul terorganisir dengan baik sehingga jelas siapa yang sibuk dengan kegiatan politik dan siapa yang kemudian mengisi masjid-masjid juga kampus-kampus,” ucapnya usai kegiatan di Kampus Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo.

Baginya, Nahdlatul Ulama sudah sejak lama mengajarkan ukhuwah Islamiyah atau kebersamaan.

Baca juga:  Waktu Pendaftaran Pilkada Sekitar Dua Bulan Lagi, Gus Ipul Belum Kepikiran Maju Lagi

“Perlu kita rawat kebangsaan kita, menjaga kondusifitas masyarakat yang adem, tenang dan damai, jangan kampanye di tempat ibadah, karena semua sudah diatur,” lanjutnya.

Gus Kikin, sapaan akrabnya memastikan jika saat Pilkada nantinya, NU akan berada di posisi netral tidak memihak pada salah satu pasangan calon kepala daerah.

Namun demikian ia tidak melarang anggotanya untuk berpartisipasi dalam pemilihan karena pemilu sejatinya adalah pesta demokrasi rakyat.

Baca juga:  Kembalikan Formulir Bacabup ke PKB Gresik, Bupati Petahana Dijamu Ikan Sembilang

“Kita juga harus memikirkan bahwa bangsa ini merupakan tanggung jawab dari semuanya, ulama juga ikut bertanggung jawab, jadi kita itu yang paling tinggi yaitu dengan mendapatkan petunjuk dari istikharah,” tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.