PKL Menjamur di Seputar Bandara Dhoho Kediri

oleh -485 Dilihat
199d5cb2 d2af 4bae 8710 1687ff8af1e6
Personel Satpol PP Kabupaten Kediri saat menertibkan PKL di seputar Bandara Dhoho. (Foto: Oktavian Yogi Pratama)

KabarBaik.co – Sejak hadirnya Bandara Dhoho, masyarakat Kabupaten Kediri dan sekitarnya menerima multiplier effect dan harapannya ialah pertumbuhan ekonomi.

Kehadiran Bandara Dhoho dimanfaatkan sejumlah pedagang kaki lima (PKL) untuk menggelar lapak di seputar bandara yang memiliki panjang runway 3.300 meter itu.

Fenomena itu tentu dilematis. Satu sisi meningkatkan ekonomi kerakyatan, akan tetapi di sisi lain mengganggu keindahan dan operasional bandara.

Kaleb Untung Satrio Wicaksono, Plt Kasatpol PP Kabupaten Kediri menyebut. hadirnya Bandara Dhoho seperti destinasi wisata dadakan Baik pada saat ada pesawat landing maupun take off. Bahkan saat malam hari walaupun tidak ada pesawat yang terbang.

Menurut Kaleb, sesuai Peraturan Bupati tentang Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) menyebut jika 14 kilometer sekitar Bandara Dhoho masih merupakan radius dari KKOP guna pengamanan baik penerbangan di udara maupun di darat.

Regulasi itu mengatur, di KKOP dilarang menerbangkan layang-layang, dilarang menerbangkan balon udara serta menerbangkan pesawat tanpa awak atau yang biasa disebut dengan drone.

“Kemudian apabila ada pengusaha yang mengadakan, kegiatan pasar malam ini tidak boleh menyalakan sokle mercusuar,” ucapnya Rabu (31/7).

Alumnus IPDN itu juga memaklumi dengan adanya Bandara Dhoho secara otomatis banyak pengunjung yang berdatangan dan dimanfaatkan oleh sejumlah pedagang dengan mendirikan angkringan kopi dan lain sebagainya.

Menurutnya hal itu tidak boleh dilarang sebab selaras dengan salah satu harapan yakni pertumbuhan roda ekonomi. Namun sebab para PKL berjualan di KKOP akan diatur untuk dicarikan solusi.

“Oleh karena itu, dua minggu yang lalu kami mengumpulkan Forkopincam di 3 kecamatan, Dinas Perhubungan, Dinas Perdagangan Koperasi, serta kepala desa kita mencari solusi bagaimana untuk menata, mengatur para pedagang itu agar mereka tetap bisa berusaha,” pungkasnya.

Alternatif solusi sementara yang dipilih dari pemerintah desa ialah para pedagang ini akan diarahkan di selang, seputaran situs dan di Desa Bulusari.

“Intinya begini, di kawasan situ supaya tidak ada gangguan arus lalu lintas kalau ada starling kan nanti ada gerombolan dan itu mengganggu,” tutupnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Oktavian Yogi Pratama
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.