PMK Muncul Lagi: Pasar Hewan Panceng Gresik Makin Sepi, Penjual dan Peternak Merugi

oleh -1117 Dilihat
WhatsApp Image 2025 01 07 at 09.37.21 e1736218718713
Kondisi Pasar Hewan Panceng, Gresik. (Foto: Muhammad Wildan Zaky)

KabarBaik.co – Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus menghantui peternak di Kabupaten Gresik. Pasar Hewan Panceng, salah satu pusat perdagangan hewan ternak, ikut terdampak dengan penurunan aktivitas jual-beli serta kerugian besar yang dialami peternak dan penjual sapi.

Juari, seorang penjual dan peternak sapi di pasar tersebut, mengaku merasakan dampak besar dari kemuculan PMK. “Saya mengalami kerugian besar. Dua ekor sapi saya mati pada November lalu. Padahal sapi-sapi itu sehat dan gemuk. Per ekor bisa rugi sampai Rp 10 juta. Ada juga yang rugi Rp 8 juta,” ungkapnya, Selasa (7/1).

Ia juga menyatakan bahwa terjadi angka penurunan jumlah ternak yang tersedia dan juga penurunan jumlah kunjungan pembeli.

“Ya ada penurunan jumlah sapi yang dijual. Untuk perkiraannya sekitar 40 persenenan lah. Sangat menurun sekali dari jumlah hewan ternak yang biasa dijual di sini. Terjadi penurunan juga untuk jumlah kunjungan pembeli. Sebelum wabah PMK ini muncul, kondisi pasar saja sudah sepi. Apalagi sekarang PMK muncul lagi. Makin sepi,” tandasnya.

Ia berharap pemerintah terus memberikan dukungan, terutama dalam bentuk obat-obatan dan vaksinasi. “Itu yang paling kami butuhkan sekarang untuk melindungi sapi-sapi kami,” tambahnya.

Kepala UPT Puskeswan Panceng, Bambang Widono, mengonfirmasi adanya kasus positif PMK di wilayah Kecamatan Panceng dan Bungah. Hasil pemeriksaan menggunakan tes PCR menunjukkan bahwa antara enam hingga delapan sapi di wilayah tersebut positif terjangkit PMK pada Desember 2024.

“Kami telah bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair) untuk memeriksa ternak di wilayah Panceng dan Bungah. Penularan penyakit ini cenderung terjadi pada hewan yang belum mendapatkan vaksinasi. Hewan yang telah divaksin, insyaAllah aman,” jelas Bambang.

Sebagai langkah pencegahan, pihak Puskeswan Panceng telah mengintensifkan periksaan di Pasar Hewan Panceng Gresik dan menyediakan obat-obatan gratis bagi sapi yang sudah terinfeksi PMK. Selain itu, edukasi kepada peternak terus digalakkan untuk mengurangi risiko penularan.

Untuk menjaga agar pasar tetap beroperasi dengan aman, pengelola Pasar Hewan Panceng telah mengambil langkah antisipasi. Edi, petugas penjaga pasar, menyebutkan bahwa pihaknya rutin melakukan penyemprotan disinfektan dan menjaga kebersihan pasar.

“Penyemprotan ini dilakukan untuk memastikan lingkungan pasar bersih dan menekan potensi penularan penyakit. Kebersihan pasar menjadi prioritas kami,” ujar Edi.

Wabah PMK tidak hanya berdampak pada kesehatan hewan ternak, tetapi juga memberikan tekanan ekonomi yang berat bagi peternak. Penurunan jumlah sapi sehat di pasar membuat harga jual ternak terganggu.

“Kami khawatir, kalau penanganan wabah ini tidak segera selesai, aktivitas jual-beli di pasar hewan akan semakin lesu,” keluh Juari.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan wabah PMK di wilayah Panceng dan seluruh wilayah di Indonesia dapat segera teratasi. Para peternak pun berharap aktivitas di Pasar Hewan Panceng dapat kembali normal, sehingga roda perekonomian sektor peternakan di Gresik tetap berputar dengan normal.

Data Dinas Pertanian Kabupaten Gresik, hingga 31 Desember 2024, kasus PMK tercatat sebanyak 97 kasus, dengan lima di antaranya mengakibatkan kematian hewan ternak. Namun, angka tersebut melonjak menjadi 185 kasus dengan 22 kematian per 6 Januari 2025. Kasus PMK ini kini tersebar di sembilan kecamatan.

Sebenarnya, kasus PMK sempat merebak di Kabupaten Gresik pada tahun 2022 lalu. Ribuan hewan ternak terpapar, tidak sedikit yang mati. Namun penyebaran wabah berhasil dikendalikan. Akan tetapi PMK muncul kembali di akhir tahun 2024. Peternak dibuat was-was.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhammad Wildan Zaky
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.