KabarBaik.co – Polresta Banyuwangi terus mendorong terciptanya jalan raya yang aman dan tertib. Melalui Satuan Lalu Lintas (Satlantas), digelar Forum Group Discussion (FGD) menuju Zero Over Dimension Over Loading (ODOL) 2027 di Rupatama Polresta Banyuwangi, Rabu (22/10).
Kegiatan dipimpin Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra, dan dihadiri unsur lintas sektor, mulai dari Ketua DPRD Banyuwangi, Dinas Perhubungan, Dinas PU CKPP, BBPJN Jatim–Bali, Dinas Koperasi, Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian, hingga perwakilan pengusaha ekspedisi serta komunitas sopir truk.
Kapolresta menegaskan bahwa persoalan ODOL tidak bisa diselesaikan secara parsial. Namun secara menyeluruh oleh semua pihak.
“Keselamatan adalah hukum tertinggi. Masalah ODOL perlu kolaborasi seluruh pemangku kepentingan agar target Zero ODOL 2027 benar-benar tercapai,” ujarnya.
Ketua Komisi I DPRD Banyuwangi, menyatakan dukungan terhadap langkah Polresta yang memilih pendekatan dialogis. Ia menegaskan lembaganya siap memberikan dukungan politik dan regulasi untuk memperkuat implementasi kebijakan tersebut.
“Kami siap memberikan dukungan melalui regulasi,” tegasnya.
Kasatlantas Polresta Banyuwangi Kompol Elang Prasetyo, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa pelanggaran ODOL menyebabkan kerusakan jalan yang ditaksir merugikan negara hingga Rp37 triliun per tahun, serta berkontribusi terhadap 10–20 persen kecelakaan lalu lintas.
“Kami juga mengusulkan agar pengemudi truk mendapatkan perlindungan BPJS Ketenagakerjaan mengingat tingginya risiko kerja di lapangan,” ujarnya.
FGD berlangsung interaktif. Perwakilan sopir dan pelaku usaha transportasi meminta agar penegakan hukum dilakukan tanpa tebang pilih dan tetap mempertimbangkan dampak ekonomi bagi pelaku usaha. Mereka juga menyambut positif upaya penataan, selama dijalankan secara adil dan bertahap.
Sebagai wujud komitmen bersama, peserta menandatangani Pakta Integritas Menuju Banyuwangi Zero ODOL 2027. Penandatanganan tersebut memuat komitmen mematuhi aturan angkutan jalan, tidak melakukan ODOL, memastikan kendaraan laik jalan, mendukung program pemerintah, serta bersedia menerima sanksi jika melanggar.
Kegiatan ditutup dengan aksi simbolis pemotongan bak truk yang melebihi ukuran ketentuan. Aksi tersebut dipimpin Kapolresta Banyuwangi sebagai penegasan keseriusan penegakan aturan sekaligus sosialisasi kepada masyarakat.
