KabarBaik.co – Dalam upaya memperkuat soliditas internal dan meningkatkan kualitas pelayanan publik di era digital, Polresta Malang Kota menggelar Forum Group Discussion (FGD) bertajuk ’Mau Dipercaya Masyarakat, Pahami Harapannya’ di Ballroom Sanika Satyawada, Mapolresta Malang Kota.
Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono yang didampingi Wakapolresta Malang Kota, AKBP Oskar Syamsuddin, serta diikuti 150 personel dari jajaran polresta dan polsek.
Dalam kegiatan tersebut, Kombes Nanang menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap ekspektasi masyarakat sebagai fondasi membangun kepercayaan publik terhadap institusi Polri.
“Kami ingin menanamkan bahwa untuk menjadi polri yang dipercaya masyarakat, kita harus mampu memahami apa yang menjadi harapan mereka. Jika kita mampu menyentuh hati masyarakat, maka kepercayaan itu akan tumbuh,” tegas Nanang.
Nanang juga meminta seluruh peserta FGD untuk serius dan aktif menyerap materi dari para narasumber, serta mengaplikasikannya dalam tugas sehari-hari. “Ilmu yang didapat harus menjadi inspirasi nyata, bukan sekadar formalitas. Kita adalah pelayan, bukan penguasa,” ujarnya.
FGD ini menjadi wujud komitmen Polresta Malang Kota dalam membentuk SDM Polri yang responsif, profesional, dan humanis. Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh personel mampu meningkatkan pelayanan publik secara edukatif, kolaboratif, dan akuntabel.
“Transformasi Polri yang Presisi hanya bisa terwujud apabila setiap anggota memahami harapan masyarakat dan menjawabnya dengan kerja nyata,” tandas Nanang.
Sementara itu, tiga narasumber dihadirkan dalam FGD tersebut, yakni Totok Suryanto sebagai Wakil Dewan Pers, Prof. Dr. Nur Basuki Minarno sebagai Guru Besar Hukum Pidana Universitas Airlangga, dan Dr. Maradona, SH, sebagai Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
Dalam sesi pemaparan, Totok Suryanto menyatakan pentingnya empati dalam pelayanan publik serta peran Polri sebagai mitra masyarakat di era media sosial. “Polri tidak bisa bersikap di atas masyarakat, tapi harus sejajar. Layani dengan empati, ramah, dan buatlah masyarakat terkesima,” pesannya.
Di sisi lain, Maradona menyoroti pentingnya pendekatan preventif dalam menjaga ketertiban, serta dorongan agar Polri menjadi penyelesai konflik, bukan semata penegak hukum. “Polri bekerja di jalan sunyi. Ketika masyarakat merasa aman, itulah bukti nyata kehadiran Polri,” ujarnya.
Nur Basuki Minarno dalam paparannya menekankan pentingnya akuntabilitas serta penguasaan teknologi informasi bagi anggota Polri. “Profesionalisme harus dibarengi dengan penguasaan fakta, netralitas, dan pendekatan ilmiah dalam proses penyidikan,” tandasnya. (*)






