KabarBaik.co – Polresta Malang Kota memastikan penanganan perkara dugaan pelecehan seksual yang melibatkan oknum dokter berinisial AY berjalan sesuai prosedur hukum. Kasatreskrim Polresta Malang Kota, Kompol Moch Sholeh, menegaskan penyidikan dilakukan secara profesional, transparan, dan tanpa tebang pilih.
Kasus ini bermula dari peristiwa yang terjadi pada 27 September 2022 silam. Korban baru melapor pada 18 April 2025. Menurut Sholeh, pihaknya melakukan langkah jemput bola untuk memastikan korban memperoleh jaminan proses hukum dan perlindungan meskipun kejadian telah berlangsung tiga tahun lalu.
“Karena visum fisik sudah tidak memungkinkan, kami melakukan visum psikologi. Kami bahkan mendatangkan psikolog langsung ke tempat korban untuk memastikan alat bukti terpenuhi,” ujar Sholeh di Mapolresta Malang Kota, Kamis (14/8).
Proses penanganan perkara berjalan secara bertahap sebagai berikut:
– 18 April 2025: Laporan polisi diterima
– 26 Mei 2025: Gelar perkara naik ke penyidikan
– 2 Juni 2025: Penetapan tersangka
– 14 Juli 2025: Berkas perkara tahap I dikirim ke Kejaksaan
– 31 Juli 2025: Kejaksaan mengembalikan berkas dengan P-19 untuk dilengkapi.
Sholeh menyebut bahwa pemeriksaan saksi melibatkan tiga saksi umum, tiga saksi dari pihak rumah sakit, dan tiga saksi ahli, yakni ahli pidana, ahli kedokteran, serta ahli dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Saat ini, penyidik tengah melengkapi bukti tambahan sesuai petunjuk Kejaksaan.
Meski sudah berstatus tersangka, dokter AY belum ditahan. Pertimbangannya karena kasus ini telah lama berlalu dan pihak tersangka melalui kuasa hukumnya mengajukan jaminan penangguhan penahanan dengan komitmen kooperatif serta kewajiban lapor. “Tidak ada yang diperlambat, proses hukum terus berjalan. Penahanan bukan ukuran utama. Yang terpenting adalah kelengkapan alat bukti dan penegakan hukum yang adil,” tegas Sholeh. (*)
