KabarBaik.co – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, baru resmi dijalankan di Kabupaten Tuban. Peluncuran program ini ditandai dengan pembukaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jenu Sugihwaras oleh Dandim 0811/Tuban, Letkol Inf Dicky Purwanto.
Dandim 0811 mengatakan, program MBG merupakan salah satu prioritas utama pemerintah sebagai upaya investasi sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045. “Program ini bukan sekadar penyediaan makanan, melainkan langkah konkret pemerintah dalam membangun generasi sehat, cerdas, dan berkualitas,” ujar Dicky, Rabu (11/6).
Dicky menjelaskan, program MBG menyasar anak-anak usia sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Melalui penyediaan makanan sehat dan bergizi, diharapkan konsentrasi belajar siswa meningkat, yang pada akhirnya berdampak positif pada kualitas pendidikan nasional.
Tak hanya itu, MBG juga dirancang untuk menggerakkan perekonomian lokal. Pelibatan petani, nelayan, hingga pedagang lokal dalam rantai pasok pangan dinilai mampu memberikan efek ekonomi yang luas bagi masyarakat. “Program ini juga menjadi pendorong tumbuhnya ekonomi lokal karena melibatkan pelaku usaha di daerah,” jelas Dicky.
Dicky menyebutkan bahwa setelah SPPG Jenu Sugihwaras, akan segera menyusul operasional SPPG di sejumlah kecamatan lainnya di Tuban. Namun, setiap SPPG harus melalui proses verifikasi dari Badan Gizi Nasional sebelum mulai beroperasi. “Saat ini sudah ada tujuh SPPG yang siap. Tinggal menunggu arahan untuk mulai beroperasi,” jelasnya.
Sementara itu, Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), Yulia Istiqomah, menyampaikan bahwa SPPG Jenu Sugihwaras memiliki kapasitas produksi dan distribusi makanan bergizi untuk 3.000 siswa per hari. “Saat ini kami sudah menyalurkan makanan kepada sekitar 2.750 siswa yang tersebar di sebagian wilayah Kecamatan Jenu, Tuban, dan Merakurak,” jelas Yulia.
Menurut Yulia, sasaran penerima manfaat MBG meliputi siswa tingkat TK hingga SMA, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita. Dalam pelaksanaannya, SPPG memastikan pengawasan ketat terhadap pemilihan bahan, kebersihan, dan kandungan gizi makanan.
“Setiap SPPG melibatkan ahli gizi untuk menjamin terpenuhinya Angka Kecukupan Gizi (AKG). Kami juga menyiapkan menu alternatif bagi siswa yang memiliki alergi tertentu, agar setiap anak tetap mendapatkan asupan yang sesuai,” pungkasnya. Dengan beroperasinya SPPG ini, diharapkan program MBG dapat menjadi langkah awal menuju peningkatan kesehatan dan kualitas generasi penerus bangsa secara merata. (*)