KabarBaik.co – Masyarakat peduli lingkungan menggelar audiensi dengan DPRD Trenggalek terkait pendangkalan Sungai Temon di Desa Ngares, Kecamatan Trenggalek. Pendangkalan ini diduga akibat material dari proyek pembangunan Bendungan Bagong dan meningkatkan ancaman banjir bagi 11 kepala keluarga (KK) di RT 23.
Ketua DPRD Trenggalek Doding Rahmadi, menyatakan bahwa warga merasa resah dengan kondisi tersebut. “Pendangkalan ini disebabkan oleh material dari pengerjaan Bendungan Bagong. Akibatnya, warga di Desa Ngares menghadapi risiko banjir, khususnya 11 KK yang tinggal di wilayah RT 23,” ungkap Doding, Selasa (26/11).
Doding juga menjelaskan bahwa masalah ini telah terjadi sejak 2022. “Sebelumnya, kedalaman Sungai Temon mencapai lima meter dan menjadi lokasi wisata. Namun kini, sungai menjadi dangkal akibat timbunan material proyek,” jelasnya.
Audiensi tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk PPK Bendungan Bagong, BBWS Brantas, pemerintah daerah, dan kontraktor proyek. Dalam pertemuan ini, DPRD merekomendasikan tiga langkah penanganan: mengelola material agar tidak dibuang ke sungai, melakukan normalisasi Sungai Temon, dan menyusun kajian mendalam terkait dampak proyek jangka panjang terhadap lingkungan.
Doding memastikan DPRD akan terus memantau perkembangan ini. “Kami mendesak pihak terkait untuk segera bertindak dan meminimalisir dampak negatifnya terhadap masyarakat,” pungkasnya. (*)