GRESIK – Hujan dengan intensitas tinggi mulai mengguyur wilayah Jawa Timur, termasuk Kabupaten Gresik. Bayang – bayang banjir luapan Kali Lamong pun mulai menghantui.
Ditambah lagi kondisi sejumlah tanggul yang rawan jebol. Pemkab Gresik bekerja ekstra melakukan antisipasi banjir tahunan itu.
Antisipasi itu antara lain dengan menggener normalisasi sekaligus membenahi puluhan titik tanggul rawan jebol di sepanjang sungai dan anak sungai Kali Lamong.
Sejumlah alat berat diterjunkan Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gresik.
Seperti diketahui, banjir luapan Kali Lamong menjadi momok tahunan di wilayah selatan Kota Santri. Utamanya akibat air kiriman dari wilayah hulu Mojokerto dan Lamongan.
Gresik merupakan wilayah terpanjang yang dilewati Kali Lamong, dengan panjang sungai 58 kilometer.
Oleh sebab itu, selain normalisasi yang dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Pemkab Gresik juga melakukan pengerukan.
Yakni mengangkat sedimen Kali Lamong untuk mengurangi pendangkalan agar air tidak mudah meluap saat musim penghujan.
“Alat berat masih standby di sejumlah titik. Normalisasi sungai Kali Lamong dan kurang lebih 10 aliran anak Kali Lamong, di wilayah Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Menganti, Kedamean, Cerme,” ujar Kabid SDA DPUTR Gresik, Ubaidillah, kemarin.
Selain normalisasi, pihaknya melakukan pembenahan tanggul rawan jebol. Tanggul yang dibenahi kurang lebih 20 titik di sejumlah kecamatan.
Termasuk tanggul di wilayah Cermen, Kedamean yang sempat jebol pada bulan Oktober tahun lalu menyebabkan banjir.
“Serta di Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Menganti Kedamean, Cerme dan wringinanom,” tutupnya.(kb04)