KabarBaik.co – Suasana di Jalan Rungkut Industri, Surabaya, berubah semarak pada Selasa (1/5). Ratusan buruh dari berbagai serikat pekerja memadati kawasan tersebut untuk memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day. Dengan membawa atribut organisasi, spanduk, dan bendera serikat, mereka berkumpul mulai pukul 11.30 WIB di depan Kantor Sampoerna.
Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Timur, Ahmad Fauzi, menyampaikan bahwa aksi ini merupakan wujud solidaritas pekerja dalam memperjuangkan hak-hak mereka. “Kami ingin memastikan pemerintah dan pengusaha mendengar aspirasi buruh, terutama terkait upah layak, jaminan sosial, dan perlindungan tenaga kerja,” ujar Ahmad Fauzi saat dikonfirmasi, Kamis (1/5).
Aksi yang berlangsung damai ini dikawal ketat oleh aparat kepolisian. Sebuah mobil komando lengkap dengan pengeras suara menjadi pusat koordinasi massa. Puluhan sepeda motor dan kendaraan lainnya turut mengiringi peserta aksi yang penuh semangat menyuarakan tuntutan. Sorakan dan yel-yel perjuangan menggema di sepanjang jalan, menciptakan atmosfer solidaritas yang kuat.
Namun, keramaian ini sedikit memengaruhi arus lalu lintas di sekitar lokasi. Polisi tampak sigap mengatur kendaraan agar kemacetan tidak terjadi. Meski sempat melambat, lalu lintas tetap terkendali berkat koordinasi yang baik antara petugas dan peserta aksi.
May Day tahun ini menjadi momen penting bagi buruh untuk menyuarakan berbagai isu krusial. Di antaranya adalah peningkatan kesejahteraan, perlindungan kerja yang lebih baik, dan perbaikan sistem jaminan sosial. Para buruh berharap suara mereka dapat mendorong perhatian dari pihak terkait untuk mewujudkan perubahan yang signifikan.
“Kami ingin kondisi kerja yang lebih baik dan kehidupan yang lebih layak. Semoga aksi ini menjadi langkah awal menuju perubahan positif bagi buruh di Indonesia,” kata salah satu peserta aksi dengan penuh harap.
Dengan semangat persatuan yang tinggi, aksi May Day di Surabaya ini berakhir dengan tertib. Para buruh meninggalkan lokasi dengan harapan besar bahwa tuntutan mereka tidak hanya didengar, tetapi juga diwujudkan oleh pemerintah dan dunia usaha.(*)