KabarBaik.co – Masyarakat suku Tengger yang tinggal di Desa Tosari, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan,merayakan Hari Raya Karo. Kegiatan ini merupakan acara tahunan yang jatuh pada kalender Tengger.
Tradisi ini diawali dengan upacara pembukaan Hari Raya Karo yang dipimpin seorang ketua pemangku adat setempat atau biasa dikenal dengan romo. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan sodoran atau tari sodor sebagai persembahan khas oleh masing-masing warga Desa Suku Tengger yang ada di lereng Gunung Bromo.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Agus Setya Wardana menjelaskan bahwa sodoran merupakan tarian yang dianggap sakral. Tarian ini melambangkan beberapa gerakan simbolis asal mula lahirnya manusia.
“Tari Sodor dalam perayaan Hari Raya Karo ini merupakan perlambangan cikal bakal suku Tengger dari leluhur mereka, Joko Seger dan Roro Anteng. Sehingga perayaan ini dianggap sakral karena dimainkan ketika Hari Raya Karo saja,” ujarnya.
Penari sodor atau yang lebih dikenal dengan pengantin sodor berjumlah 12-13 orang. Mereka menggunakan sodor atau tongkat saat mentas. Dari tongkat itulah kemudian mengeluarkan biji-bijian yang ditutup serabut kelapa di kedua ujungnya.
“Saya berharap Hari Raya Karo ini tidak hanya sekedar rutinitas atau upacara saja tetapi juga merupakan wadah, yang kaya akan makna spiritual dan nilai-nilai luhur yang dapat ditanamkan pada para generasi,” tuturnya. (*)