KabarBaik.co – Komunitas Sapu Bersih Sampah Nyemplung Kali (Sabers Pungli) Kota Batu mempertanyakan kebenaran pemberitaan yang menyebut kualitas air di Arboretum, Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, sebagai hulu atau titik nol Sungai Brantas, telah tercemar logam berat.
Aktivis Sabers Pungli, Doody Eko Wahyudi, menegaskan pihaknya meyakini Arboretum masih bersih dari limbah dan emisi. Ia meminta penjelasan detail terkait titik awal terjadinya pencemaran sebagaimana disebutkan dalam pemberitaan tersebut.
“Hulu Sungai Brantas di Kota Batu memiliki 273 sumber air sebagai penyuplai air, dan Arboretum berada di ujung. Jika ada pernyataan hulu tercemar, tidak serta-merta berarti Arboretum juga ikut tercemar,” ujar Doody, Minggu (10/8).
Menurut Doody, data 273 sumber air itu diperoleh Sabers Pungli saat melakukan kegiatan Susur Hulu Sungai Brantas. “Dari hasil penelusuran, tidak semua sumber berada di ruang publik. Sebagian ada di lahan milik pribadi, bahkan di pekarangan rumah warga,” terangnya.
Sementara, aktivis Sabers Pungli lainnya, Bayu Sakti, menambahkan bahwa ratusan sumber air tersebut masih aktif mengeluarkan air hingga kini. Fakta ini menjadi alasan mereka mempertanyakan klaim pencemaran logam berat di Arboretum.
Sebelumnya, sebuah media massa memberitakan hasil penelitian akademisi Universitas Brawijaya (UB), Prof Barlah Rumhayati, yang menyebut adanya kandungan logam berat jenis timbal di Arboretum. Menurut Prof Barlah, timbal berasal dari polusi udara kendaraan bermotor yang kemudian jatuh ke air.
Selain itu, di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas juga ditemukan pencemaran akibat aktivitas manusia, seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan rumah tangga. Penggunaan pupuk kimia berlebihan, insektisida, dan deterjen disebut turut mencemari aliran DAS Brantas di wilayah hulu.
“Kami mendorong Prof Barlah Rumhayati untuk memberikan keterangan lebih detail terkait hasil penelitiannya,” tegas Doody. (*)