KabarBaik.co – Tahun 2025 menjadi saksi perjalanan luar biasa seorang Dwi Soetjipto, 70 tahun, yang membuktikan bahwa semangat, disiplin, dan ketahanan fisik tidak pernah mengenal batasan angka.
Nama Dwi Soetjipto sudah tidak asing di dunia bisnis dan BUMN. Beliau pernah memegang jabatan strategis, di antaranya adalah Direktur Utama PT Semen Gresik (sekarang PT Semen Indonesia/SMGR), kemudian menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), dan saat ini menjabat sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Di usianya yang telah memasuki kepala tujuh, Dwi Soetjipto sukses menyelesaikan serangkaian balap sepeda Gran Fondo dan climbing challenge paling bergengsi di Indonesia, menutup tahun dengan pencapaian gemilang.
Perjalanan Dwi Soetjipto pada tahun ini dirangkai oleh tantangan yang beragam, dimulai dari GFNY Bali 2025 (16 Februari), yang menjadi pemanasan ketahanan dengan rute Gran Fondo sejauh 137 km dan elevasi 2.123 meter.
Namun, ujian sejati datang dari Trilogy KOM Jawa Timur yang legendaris. Rangkaian tanjakan ini menguji fisik dan mental secara ekstrem:
Pertama Bromo KOM (17 Mei): Rute 95 km dengan elevasi 1.929 meter.
Kedua Dholo KOM (20 Juli): Dikenal dengan “Kelok 9” dan “Tanjakan Gigi Satu” yang brutal.
Ketiga Ijen KOM (27 September): Puncak tantangan, sebuah rute Hors Categorie sepanjang 86,9 km dengan elevasi 1.708 meter dan gradien maksimal mencapai 34 persen.
“Ijen KOM menjadi ujian terbesar. Saya menyelesaikannya 30 menit sebelum cut off time (COT). Medali lengkap Trilogy ini bukan simbol kemenangan, tapi penanda konsistensi dan ketekunan,” kenang Dwi Soetjipto.
Rangkaian balap tahun 2025 ini ditutup dengan keikutsertaan Dwi Soetjipto di Maybank Cycling Series Il Festino 2025 di Yogyakarta. Dalam event Gran Fondo 135 km ini, Dwi Sutjipto kembali mencatatkan waktu yang impresif: Race Time: 2 jam 28 menit dan Waktu 135 km: 4 jam 26 menit.
Lebih dari catatan waktu, konsistensi Dwi Soetjipto di usianya mengantarkannya meraih predikat Best kategori 70 dan Best kategori 60+.
“Alhamdulillah, di usia 70 tahun, saya semakin percaya bahwa semangat tidak pernah mengenal angka. Selama kita terus bergerak, kita akan terus tumbuh,” tegas Dwi Soetjipto.
Baginya, apresiasi terbaik selalu datang dari proses, disiplin, dan niat baik yang dipegang teguh.

Filosofi “Mind Over Body” dan Semangat Komunitas
Di balik setiap kayuhan, Dwi Soetjipto selalu didampingi oleh komunitas yang ia dirikan, MOB.CC (Mind Over Body Cycling Club). Filosofi “tubuh hanya bergerak sejauh pikiran mampu membawanya” menjadi kekuatan pendorong dalam setiap latihan, tanjakan, dan garis finish.
Tahun 2025 bagi Dwi Soetjipto bukan hanya tentang medali atau angka, tetapi tentang keberlanjutan energi positif, kesehatan, dan menjadi inspirasi nyata bagi komunitas. Perjalanan ini adalah pengingat bahwa, dengan disiplin dan keberanian, setiap usia adalah ruang untuk tantangan baru.







