KabarBaik.co – Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) menyebut pemerintah telah balik modal atas biaya akuisisi saham mayoritas menjadi 51 persen pada 2018 silam.
Hal itu Tony sampaikan saat menjadi inspektur upacara HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Tembagapura, Papua Tengah, Minggu (17/8). Dalam samburannya, Tony mengungkap sejumlah kontribusi nyata perusahaan untuk negara.
“Pada tahun 2024, manfaat langsung terhadap penerimaan negera adalah sebesar USD 4,7 miliar atau Rp 80 triliun. Ini adalah jumlah kontribusi terbesar bagi negara dari satu perusahaan di Indonesia, yaitu Freeport Indonesia,” tandasnya.
Kontribusi itu berasal dari pajak, royalti, bagi hasil, bea keluar, deviden dan pembayaran lainnya. “Sekitar Rp 11 triliun di antaranya diterima langsung oleh daerah, Kabupaten Mimika, Provisi Papua Tengah dan kabupaten lainnya di Papua Tengah,” kata Tony.
Jumlah itu, belum termasuk investasi sosial untuk masyarakat sekitar wilayah tambang yakni Rp 2 triliun. Sementara untuk Dividen, Tony menyebut sudah dibayarkan melalui MIND ID sebesar USD 4,1 miliar sejak 2019 lalu.
“Angka ini sudah lebih besar dari biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam melakukan akuisisi saham Freeport Indonesia menjadi 51 persen. Jadi sudah lebih dari balik modal,” tandas Tony.
Untuk diketahui, pada tahun 2018 silam Pemerintah Indonesia resmi mengakuisisi Freeport Indonesia dengan kepemilikan saham 51 persen. Dalam proses itu, biaya yang dikeluarkan mencapai USD 3,85 miliar.
Artinya, penerimaan negara dari dividen PTFI selama lima tahun sudah menutup modal yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia.(*)