Sejarah Buruk Bulu Tangkis Indonesia, Begini Kata PP PBSI

oleh -614 Dilihat
0108 Naskah Olahraga INA Badminton Olympic 2024
Kekalahan pebulutangkis Anthony Sinisuka Ginting dari wakil Prancis Toma Junior Popov menjadi sejarah kelam pada nomor tunggal putra Indonesia sepanjang keikutsertaan di Olimpiade. (Foto: istimewa/Getty Images)

KabarBaik.co – Pertama dalam 32 tahun, tidak ada tunggal putra bulu tangkis Indonesia yang menapaki babak 16 besar ajang Olimpiade. Pasalnya, Anthony Sinisuka Ginting dan Leonardus Jonatan Christie tersingkir sejak fase grup Olimpiade Paris 2024.

“Inilah Olimpiade dengan semua atmosfernya, memang berbeda dengan turnamen lain. Beban dan tekanan besar akan dirasakan semua atlet,” ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Ricky Soebagdja, dalam keterangan resminya, Kamis (1/8).

Untuk diketahui, bulu tangkis pertama kali di pertandingkan di Olimpiade Barcelona 1992 silam. Selama itu pula, Indonesia khususnya di nomor tunggal putra selalu meloloskan wakil-wakilnya ke Olimpiade, minimal lolos ke babak knockout.

Sayangnya, di Olimpiade kali ini keberuntungan tak berpihak pada Jonatan dan Ginting. Keduanya kompak tersingkir di fase grup. Kian menipiskan target medali bagi bulu tangkis Indonesia.

“Saya tahu sebagai atlet pasti tidak mau kalah tapi kita perlu lihat bagaimana permainan di lapangan, bagaimana daya juang di lapangan,” beber Ricky.

Tak hanya itu, sebelumnya ada ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari yang tersingkir lebih dulu. Padahal, Indonesia semula mengirimkan enam wakil untuk cabor bulu tangkis pada Olimpiade Paris 2024.

“Dari penampilan atlet-atlet kita yaitu Rinov/Pitha, Apri/Fadia dan Jonatan juga Ginting pasti ada kekecewaan. Kecuali Ginting, saya melihat kekalahan ini karena tidak bisa mengeluarkan permainan terbaik. Berbicara skill dan teknis semua sudah sama,” jelas Ricky.

“Sementara secara persiapan kalau saya rasa sudah benar-benar maksimal tapi secara di lapangan belum keluar secara maksimal. Siapa yang siap secara mental dan bisa mengatasi rasa takut, rasa gugup dan demam panggung itu yang akan menang,” tambah legenda bulu tangkis Tanah Air ini.

Kini hanya tersisa tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menjadi harapan Indonesia untuk menjaga tradisi medali emas Olimpiade. Mereka akan bertanding pada babak perempat final di Porte de la Chapelle, Paris, malam ini WIB.

“Perjalanan belum usai, hari ini Fajar/Rian dan Gregoria akan berjuang di fase knockout. Pesan saya anggap lah ini sebagai laga final. Lebih fokus, lebih percaya diri akan kemampuan yang dipunya,” ungkap Ricky.

“Siapa yang bisa menentukan? Ya atlet itu sendiri. Bermain dengan tenang dan menikmati setiap poin demi poin. Berjuang sekuat tenaga dan jangan menyerah sebelum umpire mengatakan selesai,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Dian Kurniawan


No More Posts Available.

No more pages to load.