Silaturahmi dan Taqwa: Dua Sayap Menuju Keberkahan Keluarga

oleh -360 Dilihat
BANI KAHAR
Silaturahmi Keluarga Besar Bani Kahar di Dradah, Kecamatan Kedungpring, Lamongan, Minggu (29/6),

DI BAWAH naungan langit Lamongan yang teduh, tepatnya di Dradah, Kedungpring, Minggu (29/6) pagi sebuah mozaik kehidupan kembali tersusun. Silaturahmi XI Keluarga Besar Bani Qohar atau Bani Qohar Family (BQF). Bukan sekadar pertemuan biasa, melainkan ritual tahunan yang telah menjadi denyut nadi, menjaga agar pohon silsilah tak pernah kehilangan daunnya, tak pernah putus batangnya, dan tak pernah kering akarnya.

Acara seperti ini adalah sepenggal narasi hidup. Sebuah epik tentang pertumbuhan dan penyebaran. Berawal dari sepasang benih kasih pasutri Mbah Wartasih dan Mbah Kahar, yang kini telah menjelma menjadi ’’hutan belantara’’ kemanusiaan. Membentang ke sejumlah daerah di Jawa Timur,  Jakarta hingga menyeberang lautan ke negeri jiran, Malaysia.

Cerita Bani Qohar adalah metafora sungai yang mengalir dari hulu yang satu. Lalu, bercabang-cabang, mengairi berbagai ladang kehidupan. Dulu, titik air sungai yang masih teringat adalah Mbah Ibrahim, seorang santri dari wilayah Sidayu, sebuah kawasan yang menjadi saksi bisu peradaban Islam tua di Nusantara. Dari benih spiritualitas ini, tumbuhlah sepuluh putra-putri Mbah Kahar.

Setiap tetes air dari sungai itu, seperti mengandung keberkahan. Betapa tidak, tak satu pun dari sepuluh anak itu yang luput dari panggilan Ilahi ke Tanah Suci.  Sebuah anugerah yang tak ternilai harganya. Mereka adalah penjelmaan dari doa-doa yang tak putus, sedekah yang mengalir seperti air, dan istiqomah yang menjadi tiang penyangganya.

Kini, sungai itu telah bertemu dengan samudra. Cucu-cucu dan cicit. Mereka telah menjadi bagian dari ekosistem yang luas. Sebuah kepingan puzzle yang beragam. Namun, menyatu dalam satu bingkai.

Ada yang mengarungi samudra ilmu sebagai dosen, menanamkan benih-benih pengetahuan di ladang intelektual. Ada yang menjadi nakhoda di lautan bisnis sebagai pelaku usaha, terus gigih berlayar mencari rezeki halal. Ada pula yang mengabdi sebagai PNS hingga guru yang menjadi pelita-pelita penerang di tengah kegelapan, mendidik generasi penerus bangsa. Ada pula yang setia menekuni petani, sebuah pewaris kearifan lokal yang menyangga ketahanan pangan negeri ini.

Benang Merah Silaturahmi: Perekat Jiwa yang Tak Terputus

Inti dari permadani perjumpaan ini adalah silaturahmi. Sehelai benang emas yang menjahit hati-hati yang berjauhan. Ia adalah pupuk yang menyuburkan tanah kekeluargaan, memastikan bahwa akar tak pernah kering dan dahan tak pernah patah.

Dalam balutan kekhusyukan, acara inti bergulir di setiap perjumpaan tahunan itu. Lantunan Ayat Suci, pembacaan Yasin, tahlil, dan doa bersama, untuk almarhum dan almarhumah keluarga besar ini. Mereka adalah bintang-bintang yang telah lebih dulu pulang ke haribaan Tuhan, menjadi penerang jalan bagi yang masih hidup. Doa-doa yang terangkai adalah untaian mutiara harapan, memohon agar semuanya husnul khatimah. Tentu, juga anak keturunan senantiasa menjadi sholeh dan sholehah, menjaga nama baik dan meneruskan estafet kebaikan. Kebermanfaatan.

Menurut Moh Ikhsan, salah seorang anggota keluarga, di antara warisan penting dan nilai-nilai luhur dari para pendahulu keluarga adalah silaturahmi yang tak lekang oleh waktu, sedekah yang tak pernah mengenal lelah, wasilah yang tak pernah goyah, dan persatuan yang tak mudah terpecah belah. ‘’Ini harus terus diturunkan dari generasi ke generasi,’’ tegasnya.

Perilaku itu adalah warisan tak benda. Yang lebih berharga dari untaian emas atau permata. Dan mungkin, inilah rahasia di balik keberkahan yang menghinggapi putra-putri Mbah Kahar dan keturannya. ‘’Beliau juga istiqomah dalam menunaikan salat malam dan salat Dhuha,’’ tambahnya.

Sementara itu, dalam balutan nasihat yang menyejukkan hati, sesepuh keluarga, Ustad H. Ahnan Asrori mengingatkan kembali betapa pentingnya taqwa dan silaturahmi. Taqwa adalah kompas moral, penunjuk arah dalam perjalanan hidup yang penuh liku. Silaturahmi adalah jangkar yang menahan bahtera keluarga dari badai perpecahan, memastikan ia tetap kokoh di tengah hempasan ombak zaman. Keduanya adalah sayap yang memungkinkan Bani Qohar untuk terbang tinggi, melampaui batas-batas fisik dan geografis.

Melukis Senyum, Merajut Kenangan Baru

Namun, perjumpaan tidak melulu tentang kesakralan doa dan nasihat. Ia juga adalah kanvas tempat tawa dan keceriaan dilukis. Game edukatif dengan doorprize seru dan menarik, kali ini menjadi bumbu penyemangat, membangkitkan gelak tawa dan semangat kompetitif yang sehat.

Ada pula BQF Award, sebuah bentuk apresiasi yang diharapkan tak hanya menginspirasi. Namun, juga menyemangati. Penghargaan diberikan kepada mereka yang menjadi lentera dalam kegelapan, seperti kaetgori keluarga humoris yang senantiasa menebarkan tawa, terkompak yang menjadi teladan kebersamaan, teraktif yang menjadi penggerak roda perkumpulan, dan penggerak nilai.

Panggung talent, menjadi ajang bagi para cucu agar kelak makin bersinar. Ada yang melantunkan ayat-ayat suci dengan tahfidz dan hafalan surat pendek, menunjukkan bahwa spiritualitas tak hanya diwarisi, tetapi juga diasah. Ada yang melukiskan emosi dengan membaca puisi berjudul Ibu, menunjukkan bahwa seni juga mengalir dalam darah keluarga.

Dan, yang tak kalah menarik, identification game dengan menebak foto wajah keluarga. Ini bukan sekadar permainan, melainkan sebuah misi mulia. Saling mengenal. Sebab, di era digital, seringkali lintas generasi kesulitan untuk mengidentifikasi sanak saudara sendiri. Permainan itupun menjadi jembatan visual, menghubungkan wajah-wajah yang mungkin belum pernah bertemu, merajut kembali ikatan yang sempat longgar.

Pada akhirnya, silaturahmi BQF adalah lebih dari sekadar acara pertemuan. Ia adalah pernyataan, bahwa meskipun dunia terus berputar dan manusia terus menyebar, akar tak akan pernah lupa dari mana berasal. Ia adalah janji, bahwa benang silaturahmi akan terus ditenun. Tak peduli seberapa jauh jarak membentang.

Silaturahmi adalah bukti, bahwa sebuah keluarga, jika dipupuk dengan cinta, doa, dan nilai-nilai luhur, akan terus bertumbuh, menjadi pohon kehidupan yang rimbun, menaungi setiap generasi di bawah teduh rindangnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi Hardy


No More Posts Available.

No more pages to load.