KabarBaik.co – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat sinergi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk media massa, untuk mendukung pelaksanaan tugas pengawasan industri jasa keuangan dan perlindungan konsumen.
Sebagai wujud komitmen ini, OJK Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Kementerian Keuangan menggelar media briefing bertema “Memperkuat Pilar Nusantara melalui Sinergi Jawa Timur dalam Menjaga Stabilitas, Menavigasi Tantangan, dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan” di Kantor Perwakilan BI Jawa Timur, Surabaya beberapa waktu lalu.
Kepala OJK Jawa Timur, Yunita Linda Sari, menegaskan bahwa sinergi antara OJK, pemerintah daerah, industri jasa keuangan, dan masyarakat adalah kunci dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan nasional. “Melalui kolaborasi yang erat, kami optimis dapat menjaga stabilitas sistem keuangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Yunita, Selasa (20/5).
Per Maret 2025, sektor perbankan di Jawa Timur mencatatkan kinerja solid. Kredit tumbuh 6,37 persen (yoy) mencapai Rp 609 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 2,94 persen (yoy) menjadi Rp 793 triliun. Stabilitas perbankan tetap terjaga, terlihat dari Non-Performing Loan (NPL) sebesar 3,29 persen dan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di angka 30,43 persen.
Pasar modal Jawa Timur juga menunjukkan perkembangan signifikan. Jumlah emiten meningkat dari 38 pada 2019 menjadi 58 perusahaan pada Maret 2025. OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) aktif mendorong edukasi pasar modal, pengenalan alternatif pendanaan melalui securities crowdfunding (SCF), serta penguatan literasi investasi bagi investor pemula.
Industri asuransi pun tumbuh positif dengan premi mencapai Rp20,83 triliun pada triwulan IV-2024, terdiri atas premi asuransi jiwa Rp 15,89 triliun (76,31 persen) dan premi asuransi umum Rp 4,93 triliun (23,69 persen). Di sektor dana pensiun, aset neto mencapai Rp 4,36 triliun, sementara industri penjaminan mencatat outstanding penjaminan Rp 8,13 triliun per Maret 2025.
Lembaga pembiayaan, fintech lending, pergadaian, dan modal ventura turut menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Total pembiayaan perusahaan pembiayaan mencapai Rp 47,32 triliun, naik 6,11 persen (yoy). Outstanding fintech lending tumbuh signifikan 27,66 persen (yoy) menjadi Rp 10,03 triliun. Modal ventura dan pergadaian masing-masing mencatat pertumbuhan 16,56 persen dan 55,03 persen (yoy).
OJK Jawa Timur aktif meningkatkan literasi dan inklusi keuangan melalui program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN), yang telah menjangkau lebih dari 288.000 peserta. Program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) dan Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) berhasil meningkatkan akses keuangan masyarakat dengan total simpanan Rp 4,66 triliun dari 8,77 juta rekening.
Selain itu, program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (Desa EKI) diimplementasikan di berbagai wilayah untuk mendorong kemandirian ekonomi berbasis komunitas.
“Kami berkomitmen memperkuat sinergi, memastikan stabilitas keuangan, dan mendorong inovasi di sektor jasa keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Yunita.(*)