Soal Kebocoran Coolbox, DPRD Gresik Segera Panggil PT Linde

oleh -379 Dilihat
fb632d84 8fe3 446f bdd4 1eddc3b344e0
Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi saat meninjau di tempat terdampak. (Foto: Ist)

KabarBaik.co – Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi, menegaskan bahwa pihaknya akan memanggil manajemen PT Linde Gresik dalam waktu dekat.

Langkah ini diambil menyusul insiden hujan debu yang melanda Desa Roomo, Kecamatan Manyar, pada Selasa malam (29/7), yang diketahui berasal dari kebocoran fasilitas coolbox milik perusahaan multinasional tersebut.

“Insyaallah dalam satu atau dua hari ini akan kami panggil PT Linde untuk hearing terkait dengan kejadian ini,” ujar Abdullah Hamdi saat dihubungi pada Rabu (30/7).

Hamdi menginformasikan bahwa dirinya tadi pagi pada Rabu (30/7) telah datang ke lokasi. Dalam pantauannya, debu atau partikel putih masih membekas di jalan.

“Waktu saya turun tadi pagi ke lapangan itu sudah tidak ada hujan debunya. Tapi bekas yang ada di tanah itu masih ada. Itu yang saya rasakan. Karena di situ tempat industri jelas terasa, apalagi tadi malam pasti lebih kenceng ya rasanya,” ceritanya.

Ia menekankan pentingnya pemeliharaan rutin terhadap fasilitas industri guna mencegah kejadian serupa. Ia mengingatkan seluruh perusahaan di Kabupaten Gresik untuk melakukan maintenance secara berkala demi menjamin keselamatan lingkungan sekitar.

“Kami berharap semua perusahaan yang ada di Kabupaten Gresik melakukan maintenance secara berkala terhadap mesin dan pabriknya. Ini penting untuk memastikan kondisi selalu aman dan tidak membahayakan warga sekitar,” tegasnya.

Selain itu, ia juga mendorong Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik untuk lebih aktif dalam melakukan pemantauan terhadap kualitas udara dan sistem pengelolaan emisi di kawasan industri.

Hamdi juga menyoroti belum adanya komunikasi maupun kontribusi sosial dari PT Linde terhadap warga sekitar. “Kami dapatkan informasi dari pak sekdes dan pak lurah memang selama ini tidak ada komunikasi antara warga dengan PT Linde. Artinya yang berdekatan dengan langsung dengan perusahaan itu CSR nya belum pernah dirasakan,” terangnya.

Sebelumnya, dalam mediasi yang digelar Selasa malam (29/7), warga dan pemerintah desa akhirnya mendapat pengakuan dari pihak perusahaan. Sekretaris Desa Roomo, Achmad Zainul, mengatakan bahwa PT Linde mengakui partikel debu yang menyebar berasal dari fasilitas mereka, dan masyarakat meminta adanya kompensasi serta tanggung jawab sosial yang selama ini dinilai tidak pernah diberikan.

“Tadi malam mediasi kita bikin surat perjanjian. Disitu PT Linde mengakui bahwa sumbernya berasal dari sana. Partikelnya namanya perlite. Dan masyarakat minta kompensasi atas kejadian tersebut. Dan minta tanggung jawab sosial lingkungannya PT Linde ke desa. Karena selama ini tidak pernah. Mulai dari BOC sampai ganti PT Linde nggak pernah ada tanggung jawab sosial lingkungannya. Bina lingkungan saja tidak ada. Biasanya cuma ngasih kambing loro cilik saat kurban. Wedos gondel, loro cilik,” kata Zainul saat ditemui, Rabu (30/7).

Ia juga menyampaikan bahwa warga juga mulai merasakan dampak langsung secara fisik. Empat orang bahkan harus mendapat penanganan medis.

“Semalem ada 4 orang di bawa rumah sakit yang dikeluhkan tiga itu tadi ada yang sesak nafas, ada mata perih, ada yang kulit gatal,” terang Zainul.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhammad Wildan Zaky
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.