KabarBaik.co – Pemerintah Kota Surabaya kembali menggelar proses penerimaan murid baru untuk tahun ajaran 2025 melalui skema Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Lewat Dinas Pendidikan (Dispendik), sistem ini dirancang tidak hanya berdasarkan prestasi akademik, tetapi juga mempertimbangkan aspek sosial ekonomi, jarak tempat tinggal, serta mobilitas orang tua.
Dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Diskominfo Surabaya pada Kamis (15/5), Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menyampaikan bahwa pendekatan seleksi tahun ini mengedepankan keadilan bagi seluruh anak Surabaya.
“Empat jalur utama dalam SPMB ini kami siapkan untuk mengakomodasi semua anak, mulai dari keluarga miskin, mutasi, prestasi hingga domisili. Ini agar semua anak bisa masuk sekolah sesuai dengan karakter dan potensinya,” ujar Yusuf Masruh.
Adapun empat jalur penerimaan yang dimaksud mencakup jalur afirmasi, mutasi, prestasi, dan domisili.
Jalur afirmasi disiapkan sebesar 20 persen dari total kuota dan ditujukan bagi anak dari keluarga miskin (kategori Gamis dan pra-Gamis) serta anak inklusi. Pemerintah kota menjamin bahwa siswa dari jalur ini tetap akan mendapatkan fasilitas gratis, termasuk jika mereka menempuh pendidikan di sekolah swasta.
“Biaya sekolah, seragam, dan perlengkapan tetap digratiskan. Kami ingin mereka tetap bisa mengakses pendidikan yang layak,” tegasnya.
Namun demikian, Yusuf menyadari bahwa tidak semua siswa dari keluarga miskin memilih jalur afirmasi. Beberapa justru memiliki semangat tinggi untuk bersaing di jalur lain.
“Ada anak Gamis yang punya jiwa pejuang tinggi. Mereka memilih jalur prestasi atau domisili. Itu boleh. Tapi intervensinya dari Pemkot tetap sama,” imbuhnya.
Untuk jalur mutasi, Dispendik menyediakan kuota 5 persen yang ditujukan bagi siswa yang mengikuti orang tua mereka pindah tugas atau mengalami mutasi pekerjaan.
“Kami tidak bisa menghindari pergerakan ASN atau pekerja lainnya. Maka jalur mutasi tetap disediakan sebagai bentuk adaptasi terhadap dinamika keluarga,” jelasnya.
Sementara itu, jalur prestasi mendapatkan porsi terbanyak, yakni 35 persen. Terdiri atas tiga kategori utama, yakni:
Prestasi Nilai Rapor (20%) yang dihitung berdasarkan satu nilai tertinggi dari rapor kelas 4, 5, atau 6.
Prestasi Akademik/Nonakademik (12–13%) yang mencakup lomba tingkat kota hingga nasional, baik di bidang akademik, seni, maupun olahraga.
Prestasi Hafiz Kitab Suci, di mana peserta diseleksi berdasarkan jumlah hafalan serta prestasi keagamaan sebelumnya.
“Kami tidak ambil rata-rata. Cukup satu nilai saja yang diambil agar sederhana dan tidak menyulitkan siswa maupun orang tua,” kata Yusuf.
“Semua dihitung dan diverifikasi sesuai tingkatan lomba dan keasliannya,” tambahnya.
“Ini bentuk apresiasi kami pada siswa yang sudah hafal Al-Qur’an. Harapannya nanti bukan hanya hafal, tapi juga bisa memahami tafsirnya,” lanjutnya.
Jalur terakhir adalah domisili yang dibagi menjadi dua bagian, masing-masing dengan kuota 20 persen. Domisili 1 ditujukan bagi siswa yang tinggal dekat dengan sekolah, tanpa terikat batas wilayah administratif. Sedangkan Domisili 2 untuk siswa dari daerah yang belum memiliki sekolah negeri.
Jadwal Pendaftaran SPMB 2025:
Afirmasi & Mutasi: 23–27 Juni 2025
Prestasi Lomba & Hafiz: 21 April–30 Juni 2025
Prestasi Nilai Rapor: 21 April–3 Juli 2025
Domisili: 4–7 Juli 2025
Menutup penjelasannya, Yusuf Masruh menegaskan komitmen pemerintah kota dalam memastikan seluruh siswa dari keluarga tidak mampu tetap memperoleh pendidikan gratis, tanpa diskriminasi antara sekolah negeri atau swasta.
“Terima kasih kepada seluruh SD-SMP Negeri dan Swasta di Surabaya yang sudah mendukung skema ini. Tujuan kami satu: pendidikan inklusif dan berkeadilan,” pungkasnya. (*)






