KabarBaik.co – Suasana haru menyelimuti Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Tragedi ambruknya musala tiga lantai yang terjadi pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.00 WIB membuat suasana mencekam hingga Selasa (30/9) pagi.
Sejak peristiwa itu terjadi, petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD Surabaya–Sidoarjo, Basarnas Surabaya, serta para relawan terus berada di lokasi. Mereka fokus melakukan evakuasi terhadap para korban, baik yang berhasil diselamatkan maupun yang masih tertimbun reruntuhan bangunan.
Deretan mobil ambulans tampak memenuhi halaman depan pondok hingga ke frontage road sebelum pintu masuk gang menuju ponpes. Suara sirene sesekali terdengar menambah suasana duka yang belum reda.
Tidak hanya ambulans, mobil pemadam kebakaran juga terlihat bersiaga di sekitar lokasi. Kehadiran mereka melengkapi barisan kendaraan darurat yang sejak kemarin siang tidak berhenti hilir mudik mengangkut korban.
Di depan pondok, nampak sebuah tenda posko BAZNAS berdiri. Tenda tersebut menjadi tempat koordinasi dan pos pelayanan darurat bagi keluarga santri maupun masyarakat yang ingin memberikan bantuan.
Selain aparat dan relawan, sejumlah tokoh ulama juga berdatangan ke lokasi kejadian. Mereka datang untuk memberikan doa serta dukungan moril kepada para santri, keluarga korban, dan pihak pondok pesantren.
Di tengah hiruk pikuk upaya penyelamatan, wajah-wajah penuh kecemasan para keluarga santri tak bisa disembunyikan. Banyak di antara mereka hanya bisa duduk menanti kabar terbaru tentang orang-orang terdekatnya.
Salah satunya adalah Saroni, warga asal Blega, Madura. Ia mengaku tidak kuasa berkata-kata ketika mengetahui musibah ini menimpa pondok tempat adiknya menimba ilmu.
“Saya tidak tahu mau bicara apa. Di sini saya hanya bisa merasa penuh kekhawatiran, karena adik saya sendiri mondok di sini. Saya hanya bisa memantau dan memberi kabar pada keluarga di rumah,” ujarnya dengan suara bergetar kepada KabarBaik.co.
Hingga saat ini, proses evakuasi masih terus dilakukan. Petugas gabungan berusaha keras menembus puing-puing reruntuhan, sementara doa-doa terus dipanjatkan agar para korban segera ditemukan dan musibah besar ini segera berlalu.(*)