KabarBaik.co – Fenomena bediding yang ditandai dengan suhu udara dingin menusuk kembali menyelimuti Trenggalek. Fenomena ini diprediksi akan berlangsung hingga Agustus 2024 mendatang.
Masyarakat Trenggalek, terutama yang beraktivitas di luar ruangan pada malam hingga dini hari, diimbau untuk lebih waspada dan mempersiapkan diri menghadapi suhu dingin ekstrem.
Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, St Triadi Atmono, menjelaskan bahwa fenomena bediding disebabkan oleh angin Monsun Australia yang membawa udara dingin dan kering dari Samudera Hindia.
Kondisi ini diperparah dengan minimnya awan, sehingga panas matahari tidak tertahan dan menyebabkan suhu udara menjadi lebih dingin.
“Fenomena bediding biasanya terjadi pada puncak musim kemarau, yaitu antara bulan Juli hingga September. Pada tahun 2024 ini, bediding diprediksi akan berlangsung mulai bulan Juli hingga bulan Agustus,” jelas Triadi, Minggu (21/7).
Fenomena ini tidak hanya berdampak pada suhu udara, tetapi juga memengaruhi aktivitas sehari-hari masyarakat Trenggalek. Oleh karena itu, Triadi mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan disaat seperti ini.
“Masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri menghadapi suhu yang lebih dingin, terutama bagi yang memiliki aktivitas di luar ruangan pada malam hingga dini hari,” ujarnya.
BPBD Trenggalek juga akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat. Harapannya masyarakat khususnya warga Trenggalek bisa lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi fenomena bediding ini. (*)