KabarBaik.co – Wali Kota Blitar terpilih Syauqul Muhibbin, bertekad melakukan perubahan besar dalam tata kelola pemerintahan kota. Salah satu langkah utama yang akan ia ambil adalah reorganisasi struktural di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar. Ia menargetkan perubahan ini dapat terealisasi dalam 100 hari pertama setelah dilantik.
Menurut Syauqul, yang akrab disapa Mas Ibin, evaluasi menyeluruh akan dilakukan untuk menyinkronkan berbagai sektor yang dinilai kurang efektif. Ia menilai pejabat yang terlalu lama berada di posisi yang sama berpotensi mengalami stagnasi, sementara dinamika pemerintahan terus berkembang.
“Setelah pelantikan, kami akan langsung melakukan pemetaan. Beberapa posisi perlu disesuaikan agar kinerja lebih optimal. Tujuannya bukan sekadar mengganti pejabat, tetapi menciptakan birokrasi yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” ujarnya dalam konferensi pers usai penetapan dirinya sebagai pemenang Pilkada Kota Blitar 2024 oleh KPU, Jumat (7/2).
Mas Ibin menegaskan bahwa reorganisasi yang direncanakannya bukan hanya formalitas, melainkan upaya nyata dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik. Ia ingin menciptakan lingkungan pemerintahan yang inovatif dan tidak terjebak dalam pola kerja lama yang kurang efektif.
“Kami tidak ingin birokrasi yang lamban dan sulit diakses masyarakat. Sudah saatnya perubahan dilakukan. Pelayanan publik harus lebih cepat, tepat, dan memudahkan warga,” tegasnya.
Salah satu fokus utama pemerintahannya nanti adalah sektor pendidikan, kesehatan, dan fasilitas umum. Sebagai kota berbasis jasa, Blitar harus mengutamakan kualitas layanan untuk meningkatkan daya saingnya.
“Kami ingin memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik, terutama dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Program yang benar-benar berdampak bagi warga akan menjadi prioritas kami,” imbuhnya.
Namun, ia juga mengakui adanya tantangan besar, terutama terkait kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat yang berdampak pada daerah.
“Kami memahami keterbatasan anggaran akibat pemangkasan dana dari pusat. Namun, kami melihat ini sebagai tantangan yang harus disiasati dengan kebijakan yang lebih kreatif. Setiap anggaran harus digunakan seefektif mungkin agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” jelasnya.
Salah satu program yang menjadi perhatian adalah makan bergizi gratis untuk siswa. Mas Ibin menegaskan bahwa program ini tidak boleh hanya menjadi formalitas, tetapi harus benar-benar meningkatkan gizi anak-anak di Blitar.
“Kami masih menunggu arahan teknis dari pemerintah pusat. Program ini menyangkut sekitar 50 ribu siswa, sehingga harus dipersiapkan dengan matang agar pelaksanaannya berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata,” ujarnya.
Meskipun tim transisi belum dibentuk secara resmi, Mas Ibin bersama wakilnya, Elim Tyu Samba, telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk mempercepat pembangunan setelah pelantikan.
“Kami menghormati pemerintahan yang masih berjalan saat ini, tetapi setelah resmi dilantik, kami akan langsung tancap gas. Tidak ada waktu untuk menunda-nunda,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia kembali menegaskan bahwa reorganisasi pejabat tetap menjadi agenda utama dalam 100 hari pertama.
“Perombakan ini bukan sekadar pergantian orang, melainkan upaya menciptakan sistem pemerintahan yang lebih modern dan efektif. Jika birokrasi lebih lincah dan responsif, pelayanan publik pun akan lebih baik,” pungkasnya.
Masyarakat Kota Blitar kini menantikan langkah konkret dari kepemimpinan baru ini, berharap perubahan yang dijanjikan benar-benar membawa manfaat nyata bagi mereka. (*)