Tak Bisa Berenang, Seorang Remaja Tewas Usai Perosotan di Waduk Kedurus Surabaya

oleh -546 Dilihat
IMG 20241230 WA0015
Tim SAR tengah berupaya mengangkat jenazah korban dari sungai. (Yudha)

KabarBaik.co – Upaya pencarian terhadap seorang remaja laki-laki yang dilaporkan tenggelam di waduk Jalan Kedurus Dukuh Gang X, Karang Pilang, Surabaya membuahkan hasil. Dalam waktu kurang dari dua jam, korban berinisial PP , 15 tahun, berhasil ditemukan oleh Tim SAR gabungan pada Senin (30/12) malam.

Kapolsek Karang Pilang Kompol A Risky Fardian menjelaskan, tubuh korban ditemukan sekitar pukul 19.20 WIB, hanya lima meter dari lokasi awal ia dilaporkan tenggelam.

“Alhamdulillah, tidak lama rekan-rekan dari BPBD sangat profesional menyelam. Tidak sampai lama agak ke tengah didapatkan kaki duluan, posisinya terbalik,” ujarnya di lokasi kejadian.

PP merupakan anak bungsu dari lima bersaudara dan baru saja menyelesaikan pendidikan di bangku SMP. Ia telah tercatat sebagai siswa jurusan mesin di salah satu SMK swasta di Surabaya. Insiden ini terjadi saat ia bermain di waduk bersama teman-temannya pada sore hari.

Menurut keterangan teman korban, RY, 15, PP awalnya bermain perosotan menggunakan kemiringan tepian waduk yang terbuat dari beton. Saat tubuhnya meluncur, ia tercebur ke waduk dengan kedalaman sekitar empat meter. Korban yang tidak bisa berenang langsung berteriak meminta pertolongan.

“Niatnya renang aja, dari slurutan gorong-gorong itu. Habis itu nggak bisa renang, teriak-teriak nggak ada yang nolong, tenggelam. Aku nggak ikut. Semuanya memang nggak bisa renang,” ungkap RY saat ditemui di lokasi.

Kapolsek Risky menambahkan, berdasarkan keterangan saksi mata, korban diduga tidak memiliki kemampuan berenang. Selain itu, kemungkinan besar kakinya kram sehingga tidak mampu bergerak untuk menyelamatkan diri. “Temannya menyampaikan korban tidak bisa berenang. Dugaan besar kakinya kram sehingga dia tidak bisa menggapai,” jelasnya.

Setelah ditemukan, tubuh korban langsung dievakuasi oleh Tim SAR gabungan ke dalam kantong jenazah. Jenazah PP kemudian dibawa ke rumah sakit untuk keperluan pemulasaraan lebih lanjut.

Pantauan di lokasi kejadian, salah satu kakak kandung korban terlihat terus menangis meratapi kejadian nahas tersebut. Pria berjaket sweater hitam itu mengaku mewakili keluarga untuk memantau proses evakuasi, mengingat ayah dan ibu mereka tidak dapat hadir di lokasi.

“Orangtua di rumah. Saya saja di sini. Tidak ada masalah apa-apa di rumah. Saya menunggu adik di sini,” ujar sang kakak kepada petugas BPBD yang mendata keperluan pemulasaraan jenazah.

Menurut penjelasannya, ayah korban harus menemani ibunya yang masih lemah setelah menjalani perawatan inap di rumah sakit beberapa pekan lalu. Hal ini membuat sang kakak menjadi satu-satunya anggota keluarga yang hadir di lokasi kejadian. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Yudha
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.