KabarBaik.co – Para petani di Kabupaten Sidoarjo kini menghadapi tantangan besar dalam mencukupi kebutuhan air untuk lahan pertanian mereka. Ahmad Irdhoni, seorang petani dari Desa Mliriprowo, Kecamatan Tarik, mengungkapkan bahwa situasi ini tidaklah membaik meski di musim penghujan, lantaran ketika sejumlah lahan mengalami kekurangan air, namun yang lainnya terjebak dalam genangan.
Menurut Irdhoni, banyak petani di wilayah tersebut tidak dapat memanfaatkan curah hujan yang tinggi karena kondisi sistem pengairan yang tidak memadai.
“Sungai yang seharusnya menjadi sumber air irigasi sekaligus saluran pembuangan justru bermasalah. Saat hujan lebat, air tidak bisa mengalir dengan baik, menyebabkan sawah kami terendam,” ujarnya, Rabu (8/1).
Masalah ini diperparah ketika musim kemarau tiba. Banyak petani yang menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pasokan air irigasi, sehingga mengakibatkan kegagalan panen.
“Kemarin, lahan kami banyak yang tidak terairi. Tanah bahkan pecah-pecah akibat kekeringan,” tambahnya. Hal ini berimbas langsung pada kesejahteraan petani, yang semakin tertekan dengan tingginya biaya pengelolaan lahan pertanian.
Ekonomi petani semakin terpuruk ketika harga hasil panen turun di saat panen raya. “Biar bagaimana pun, kami harus mengeluarkan biaya besar untuk bertani, tetapi harga jual hasil panennya justru jatuh. Ini membuat kami merasa putus asa,” keluhnya.
Dia berharap adanya perbaikan infrastruktur irigasi yang lebih baik sehingga air bisa terdistribusi secara merata. “Kami butuh dukungan untuk memastikan bahwa irigasi berfungsi dengan optimal, baik saat hujan maupun kemarau,” katanya.
Pemerintah daerah diharapkan menanggapi keluhan ini dengan memberikan perhatian lebih pada pengelolaan sumber daya air. Program-program yang memberikan akses yang lebih baik terhadap air irigasi dan dukungan finansial bagi petani diperlukan untuk mengurangi dampak buruk dari perubahan cuaca ekstrem.
Dengan adanya partisipasi aktif dari pemerintah, swasta, dan petani sendiri, diharapkan masa depan pertanian di Sidoarjo akan semakin cerah, dan para petani bisa terus berproduksi dengan hasil yang optimal meski menghadapi tantangan lingkungan yang berat. (*)