KabarBaik.co – Proses seleksi Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) masih berlangsung hingga kini. Sejumlah pemuda pemudi di Banyuwangi antusias mengikuti seleksi event yang masuk Kharisma Event Nusantara (KEN) tersebut.
Bahkan diantara peserta yang ikut seleksi, ada 3 peserta penyandang disabilitas. Ketiganya mengikuti proses seleksi yang berlangsung di Kecamatan Genteng, Kamis (8/5) kemarin.
Ketiganya merupakan penyandang disabilitas tuli. Mereka diantaranya adalab
Andini Larasati, 19 tahun, Samuel Putra Hidayat, 11 tahun dan Erlyna Fatmawati, 24 tahun. Mereka begitu antusias mengikuti setiap tahapan seleksi.
Andini Saputri mengaku baru pertama kali mengikuti seleksi BEC. Ia semula cukup ragu, namun keyakinan akan kemampuan dirinya membuat ia mantap untuk mencoba ikut seleksi.
“Saya sangat bersyukur bisa mengikuti kegiatan seleksi BEC ini. Tujuan saya adalah untuk mengembangkan bakat saya di bidang modeling dan tari,” ujar Andini.
Saat ini, Andini aktif sebagai tenaga pengajar di SLB PGRI 3 Cluring dan juga tercatat sebagai mahasiswi Universitas PGRI Jember.
Pengakuan yang sama juga disampaikan oleh Samuel Putra Hidayat siswa aktif di SLB PGRI 3 Cluring. Begitupun dengan Erlyna Fatmawati.
Salah satu juri, Selamet Suroso, mengapresiasi keberanian ketiga peserta berkebutuhan khusus tersebut dalam mengikuti seleksi. Ditambah mereka juga menampilkan skill yang juga bagis.
“Semua peserta sangat bagus. Namun ada yang spesial. Saat seleksi, peserta dari teman tuli sangat baik mempraktikkan semua gerakan. Mulai dari catwalk, gerak dasar tari dan ekspresi mereka berdua sangat menguasai,” ungkap Selamet owner dari Sella Models Banyuwangi.
Kepala Bidang Pemasaran, Ainur Rofiq mengatakan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) bakal dihelat pada 12 Juli 2025 mendatang. BEC tahun ini, kembali masuk dalam kalender Karisma Event Nusantara (KEN) yang disusun oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Masuknya BEC dalam KEN menegaskan posisi BEC sebagai salah satu event unggulan berskala nasional.
Rofiq menyebut target peserta BEC tahun ini bisa mencapai 100 orang. Mereka akan tampil dalam gelaran BEC dengan mengusung tema “Ngelukat: Usingnese Traditional Ritual”.
“Makna dari tema tersebut adalah kehidupan masyarakat Using, seperti Selapan, Mudun Lemah, Sunatan, Lamaran, Pengantin, Mitoni, hingga Semoyo Buyut,” kata Rofiq.
Rofiq menambahkan, dalam proses audisi, peserta diseleksi berdasarkan beberapa kriteria seperti penampilan menarik (good looking), tinggi badan minimal 165 cm untuk pria dan 160 cm untuk wanita, serta memiliki kemampuan dasar dalam bidang tari dan modelling. Penilaian juga mencakup kemampuan catwalk, tari dasar, fashion dance, serta ekspresi peserta.
Peserta yang lolos seleksi selanjutnya akan mendapatkan subsidi pembuatan kostum. Nilai subsidinya mencapai Rp 1,5 juta.
“Jadi kami harap peserta secara kreatif bisa membuat desain kostum yang menarik,” kata Rofiq.(*)