KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus menggencarkan upaya penanganan kemiskinan di wilayahnya melalui sejumlah program strategis yang terintegrasi. Hal tersebut disampaikan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Bojonegoro, Andik Sudjarwo.
Menurut Andik, Pemkab Bojonegoro telah menyiapkan tiga strategi utama. Pertama, pengurangan beban pengeluaran masyarakat miskin melalui berbagai program bantuan sosial dan intervensi langsung. Di antaranya melalui program KUSUMO (Kunjungan Kasih untuk Masyarakat Bojonegoro), penyediaan makan dua kali sehari bagi lansia sebatang kara melalui program Darsila, serta bantuan sosial bagi keluarga miskin dan keluarga dalam kategori miskin ekstrem.
“Pemkab juga telah membentuk tenaga pendamping khusus untuk lansia sebatang kara, memberikan beasiswa pendidikan, membangun rumah tidak layak huni (RTLH), melakukan pemasangan listrik untuk keluarga miskin, serta memberikan santunan anak yatim dan berbagai bentuk bansos lainnya,” jelas Andik, Senin (21/7).
Strategi kedua difokuskan pada peningkatan pendapatan masyarakat. Program-program unggulan seperti GAYATRI (Gerakan Ayam Petelur Mandiri), KOLEGA (Kolam Lele Keluarga), program domba sejahtera, bantuan bibit sayuran, hingga pelatihan kerja dan stimulan untuk BUMDes menjadi upaya mendorong kemandirian ekonomi warga.
“Selain itu, Pemkab juga mengembangkan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Hujan (IPAH), revitalisasi embung, dan program listrik masuk sawah. Kami juga menyalurkan bantuan bibit buah sistem tumpangsari di lahan Perhutani, serta memberikan pinjaman modal bagi pemilik Kartu Pedagang Produktif,” jelas Andik.
Adapun strategi ketiga yaitu peningkatan konektivitas wilayah. Hal ini mencakup pengembangan layanan telemedicine, peningkatan kelas RSUD menjadi tipe A dengan fasilitas jantung terpadu, pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, sarana pendidikan, serta pengembangan sarana keolahragaan dan pariwisata.
“Tentu ketiga strategi ini tidak bisa dijalankan Pemkab sendiri. Diperlukan kontribusi dari berbagai pihak, termasuk akademisi, stakeholder, tokoh masyarakat, dan lembaga lainnya, agar program strategis ini bisa berjalan maksimal dan berkelanjutan,” pungkas Andik. (*)






