KabarBaik.co – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sidoarjo memastikan kesiapan dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan kebutuhan pokok menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) 2025, yakni bulan Ramadan dan Idul Fitri. Sejumlah langkah strategis telah disiapkan untuk memastikan masyarakat tidak mengalami lonjakan harga yang signifikan, terutama di tengah kondisi bencana banjir yang masih berlangsung di beberapa wilayah Sidoarjo.
Sekretaris Daerah Kabupaten Sidoarjo, Fenny Apridawati, menegaskan bahwa TPID akan melakukan pemantauan harga secara berkala, memastikan ketersediaan bahan pokok tetap aman, serta menjaga distribusi agar tidak terjadi kelangkaan. Selain itu, TPID juga akan melaksanakan operasi pasar dan sidak guna mengantisipasi kemungkinan spekulasi harga yang dilakukan oleh oknum distributor.
“Selain itu berkoordinasi dengan penghasil komoditi untuk kelancaran pasokan dan bila sangat mendesak dalam mengendalikan inflasi dibutuhkan bantuan transportasi dari APBD,” ucapnya saat membuka acara High Level Meeting di Pendopo Delta Wibawa pada Kamis (27/02) malam.
Fenny juga mengingatkan TPID untuk bergerak cepat mengantisipasi kemungkinan lonjakan harga serta memikirkan kondisi masyarakat, khususnya mereka yang terdampak banjir. Menurutnya, bencana tersebut memiliki dampak besar terhadap ekonomi warga Sidoarjo, sehingga diperlukan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk industri yang siap membantu dalam penyediaan bantuan.
“Apa saja upaya kita, andai saja terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, belum lagi saat ini Kab. Sidoarjo sedang mengalami bencana banjir, kondisi seperti ini sangat berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat Sidoarjo. Sehingga, mari kita bergandeng tangan menstabilkan harga dan mencarikan bantuan bagi yang terkena musibah dengan menjalin komunikasi dengan industri-industri yang siap membantu,” katanya.
Selain menjaga pasokan kebutuhan pokok, TPID Sidoarjo juga akan memperkuat kerja sama dengan daerah lain dalam pemenuhan komoditas tertentu. Salah satu contoh adalah kerja sama dengan Kabupaten Blitar sebagai pemasok utama telur. Fenny juga mengimbau masyarakat untuk lebih mengutamakan produk lokal agar perputaran ekonomi tetap stabil di dalam daerah.
“Begitupun ketika berbelanja kebutuhan bahan pokok lakukan di Sidoarjo sendiri, karena hal ini bisa meminimalisir gejolak-gejolak yang ada jika terjadi inflasi,” ungkapnya.
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo, harga eceran tertinggi (HET) kebutuhan pokok per 27 Februari 2025 masih dalam kondisi stabil.
minyak goreng berada di Rp18.705 per liter,
beras premium Rp15.250 per kilogram,
beras medium Rp13.062 per kilogram,
gula pasir Rp17.384 per kilogram,
telur ayam ras Rp28.766 per kilogram,
daging ayam ras Rp36.142 per kilogram,
daging sapi Rp109.800 per kilogram.
Untuk menjaga stabilitas harga, Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo akan menggelar operasi pasar pangan murah mulai 10 Maret hingga 24 Maret 2025. Operasi ini bertujuan memastikan masyarakat mendapatkan minyak goreng, gula konsumsi, daging, dan beras dengan harga terjangkau. Program ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk Bulog, ID Food, PG Candi, PT Charoen Pokphand, Japfa, importir, serta pengusaha pangan Sidoarjo.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Sidoarjo, Mahmud, menyampaikan bahwa TPID akan mengadakan rapat lanjutan untuk menyusun strategi jika terjadi fluktuasi harga atau inflasi yang tak terkendali.
“Upaya kami juga mengerahkan satgas pangan untuk mendeteksi kemungkinan ada penimbunan-penimbunan bahan pokok,” tandasnya. (*)