KabarBaik.co – Memperingati Hari Pahlawan, pemuda Karang Taruna Famous (Family of Youth Singkalan) dari Desa Singkalan, Kecamatan Balongbendo, kembali menunjukkan komitmen mereka terhadap nilai perjuangan bangsa.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, mereka kembali ambil bagian dalam gerak jalan Mojokerto–Surabaya, sebuah tradisi yang terus mereka jaga sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan.
Kegiatan ini bagi mereka bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan cara sederhana namun bermakna untuk mengingat perjuangan para pejuang kemerdekaan yang telah rela mengorbankan nyawa.
Spirit kepahlawanan itulah yang ingin mereka tanamkan pada generasi muda melalui langkah kaki dan semangat kebersamaan.
“Kami dari dulu mengikuti acara ini, gerak jalan Mojosuro, untuk mengingat betapa besar perjuangan para pahlawan kita dahulu,” ujar Dwi, ketua grup gerak jalan Famous.
Senada dengan Dwi, Andik, salah satu anggota, mengaku telah mengikuti kegiatan ini sejak masih duduk di bangku SMP. “Tepatnya saya lupa tahun berapa, tapi seingat saya masih SMP waktu itu. Saya bahkan diantar orang tua menuju start,” kenangnya.
Menurut Dwi, mengikuti gerak jalan ini adalah bentuk penghormatan kecil yang dapat dilakukan generasi sekarang. Meski tak ikut memanggul senjata, para pemuda merasa memiliki tanggung jawab menjaga nilai patriotisme.
“Kita hanya bisa memeriahkan saja. Masak kita nggak mau? Toh dulu kita tidak ikut perang dan tidak berkorban nyawa,” ujarnya.
Tradisi ikut serta dalam gerak jalan ini terus dijaga oleh Famous, meski sempat terhenti saat pandemi COVID-19. Namun tahun ini, semangat mereka kembali berkobar.
Dengan formasi lengkap berjumlah 35 peserta, para pemuda Singkalan turun dengan energi baru, terdiri dari pekerja hingga pelajar yang masih duduk di bangku SMP.
“Anggota kami terdiri dari 35 orang yang mengikuti gerak jalan kali ini, mulai dari pekerja hingga yang masih SMP,” tambah Dwi.
Bagi Karang Taruna Famous, gerak jalan Mojokerto–Surabaya adalah ruang untuk mengikat solidaritas, memperkuat kebersamaan, sekaligus menanamkan kecintaan pada tanah air.
Dwi pun berharap tradisi ini dapat terus dijaga oleh generasi berikutnya. “Semoga generasi muda terus berperan dalam gerak jalan Mojosuro sebagai wujud menghormati dan mengenang jasa para pahlawan,” pungkas Dwi dalam harapnya.
Lewat langkah-langkah panjang itu, mereka berharap semangat menghormati pahlawan tidak hanya dirayakan setiap 10 November, tetapi hidup di hati generasi muda sepanjang waktu. (*)
