Tragedi Dini Hari: Kepala Desa, Bidan, dan Anak 3 Tahun Meninggal dalam Kecelakaan Tunggal

oleh -591 Dilihat
LIA PATMAWATI
Bidan Lia Patmawati dan TKades eguh Ferdiata semasa hidup (Foto IG)

KabarBaik.co- Minggu (22/6) dini hari, langit di atas Cianjur masih gelap. Kabut tipis menggantung di antara pepohonan yang berdiri diam di sisi Jalan Raya Kampung Bipak, Desa Jatisari, Kecamatan Sindangbarang. Jalanan lengang itu menjadi saksi bisu sebuah tragedi memilukan. Tiga nyawa satu keluarga terenggut dalam sekejap. Kecelakaan tunggal.

Tiga nyawa terenggut itu adalah Teguh Ferdiata, kepala desa (Kades) Mekarsari, Kecamatan Agrabinta, Cianjur, Jawa Barat. Ia meninggal bersama Lia Patmawati, istrinya, dan anak bungsunya dalam targedi maut di Jalan Raya Kampung Bipak tersebut. Kendaraan yang mereka tumpangi menabrak pohon di pinggir jalan.

Saat itu, Toyota Rush putih bernomor polisi F 1577 WZ tengah dikemudikan Lia Patmawati. Perempuan 30 tahun itu berprofesi sebagai bidan di Puskesmas Agrabinta. Lia belum lama diangkat sebagai tenaga PPPK. Tidak sampai satu bulan. Dalam rombongan, selain Lia dan Teguh, juga dua anaknya yang baru berusia 3 tahun dan kakaknya yang berumur 8 tahun.

Kapolsek Sindangbarang AKP Dadang Rustandi kepada wartawan setempat menjelaskan, saat itu keluarga bersangkutan tengah melakukan perjalanan dari arah Sindangbarang menuju ke Agrabinta. Nah, di tengah perjalanan, kendaraan diduga kehilangan kendal. Kemudian, oleng ke sisi jalan hingga akhirnya menabrak pohon. Dari hasil pemeriksaan awal, kemungkinan sopir mengantuk.

Dari foto-foto yang beredar di media sosial, bodi bagian depan kendaraan itu ringsek. Nyaris tidak berbentuk. Informasi yang beredar, Lia mengambil alih kemudi karena sang suami merasa lelah. Jalan lurus dan mulus di wilayah tersebut, ditambah kecepatan kendaraan yang tidak terkontrol, sepertinya menjadi kombinasi berbahaya yang diduga menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan maut tersebut.

Yang jelas, tiga nyawa satu keluarga pasangan muda itu telah melayang: Yakni, Lia, Teguh, dan si kecil. Adapun si sulung, mengalami luka serius. Korban langsung dirujuk ke RSUD Sayang Cianjur untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Sontak. kabar duka itupun mengejutkan banyak pihak. Terutama di kalangan para kepala desa di Kabupaten Cianjur. Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Cianjur Beni Irawan menyampaikan, sebelum kecelakaan itu terjadi almarhum sempat berkomunikasi dengan koleganya, sekitar pukul 03.00 WIB, dari wilayah Cibubur. Belum diketahui pasti dari mana keluarga tersebut.

Yang pasti, duka mendalam menyelimuti rekan-rekan sejawat serta warga yang mengenal dekat sosok Teguh sebagai seorang pemimpin desa. ’’Kita semua kehilangan sosok pemimpin desa yang berdedikasi. Semoga almarhum dan almarhumah diterima amal ibadahnya, diampuni segala dosanya, dan mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan,” ujar Beni kepada awak media.

Kini, suara canda dan tawa keluarga kecil itu telah senyap. Jalanan yang sunyi di Sindangbarang menjadi saksi bisu betapa rapuhnya hidup manusia. Kepergian mereka bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tapi juga bagi masyarakat setempat. Dalam keheningan duka, doa mengalir dari beberapa pihak, mengenang mereka yang pergi terlalu cepat. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: F. Noval
Editor: Hardy


No More Posts Available.

No more pages to load.