KabarBaik.co – Kasus pembunuhan mutilasi Uswatun Khasanah meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar. Hendi Suprapto, ayah tiri korban, mengungkapkan kronologi hilangnya perempuan 29 tahun itu hingga kabar duka yang mereka terima.
Uswatun diketahui memiliki kontrakan di Tulungagung dan rutin pulang setiap minggu ke Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Blitar untuk memberikan uang kepada keluarga. Kedua anaknya selama ini dititipkan kepada nenek mereka yang tinggal di Slorok, Kecamatan Garum, Blitar.
Ini Motif Pembunuhan Mutilasi Perempuan Blitar yang Mayatnya Ditemukan dalam Koper di Ngawi
Komunikasi terakhir antara Uswatun dan keluarganya terjadi pada Sabtu (16/1). Kala itu korban memberikan uang untuk keperluan pembangunan rumah.
Namun, sejak Selasa (21/1), Uswatun hilang kontak dengan ibunya. Kekhawatiran mulai muncul, hingga keluarga mencoba mencari informasi dengan bertanya kepada Ana, teman dekat Uswatun Khasanah.
Ana dan Uswatun dikenal akrab karena anak mereka seumuran dan satu sekolah. Ana, yang kerap menjemput anak Uswatun, mengungkapkan bahwa Uswatun sudah tidak memberi kabar sejak Senin (20/1).
Tampang Pelaku Mutilasi Dalam Koper Merah di Ngawi, Ternyata Orang Dekat Korban
Keluarga menerima kabar dari Polres Blitar pada Kamis malam (24/1) yang menyatakan bahwa Uswatun ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di Kabupaten Ngawi.
Kondisinya tragis. Terbungkus koper merah dengan kondisi tanpa kepala dan kaki. Belakangan kepala Uswatun ditemukan di Watulimo, Trenggalek dan organ tubuh lainnya di Ponorogo.
Pihak keluarga langsung berangkat ke Ngawi pada malam itu untuk memastikan identitas korban. Setelah terkonfirmasi, jenazah dibawa pulang ke Blitar dan dimakamkan pada hari Jumat.
Hendi Suprapto menjelaskan, “Pihak Polres Blitar mendatangi kediaman kami pada pukul 9 malam untuk mengonfirmasi identitas korban yang ditemukan di Ngawi, apakah benar anggota keluarga kami. Pada pukul 11 malam, keluarga berangkat ke Ngawi dan tiba di lokasi pada pukul 3 dini hari, Jumat (24/1),” ujar Hendi, Senin (27/1).
Hendi juga menduga bahwa pelaku pernah berkunjung ke rumah sebelumnya. “Mungkin hanya sekadar kenal, tidak pernah ngobrol dengan kami,” tambahnya
Dalam suasana penuh duka, Hendi menyampaikan harapannya untuk bertemu langsung dengan pelaku. “Saya hanya ingin bertemu pelaku, melihat dia secara langsung, dan mendengar alasan kenapa dia tega melakukan ini,” ujarnya dengan nada sedih.
Saat ini, pelaku RH sudah diamankan di Polda Jatim. Pelaku mengaku melakukan aksi bengis karena cemburu. (*)