Transaksi Tembus Rp 1,06 Triliun, Misi Dagang Jatim–NTB Cetak Rekor Tertinggi

oleh -123 Dilihat
IMG 20250710 WA0001
Angka ini menjadi capaian tertinggi sepanjang pelaksanaan misi dagang tahun 2025.

KabarBaik.co – Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali mencetak rekor dalam pelaksanaan misi dagang antardaerah. Kali ini, transaksi misi dagang yang digelar bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) di Kota Mataram, Rabu (9/7), berhasil menembus angka fantastis sebesar Rp 1,068 triliun.

Angka ini menjadi capaian tertinggi sepanjang pelaksanaan misi dagang tahun 2025, melampaui transaksi sebelumnya yang tercatat di Kalimantan Timur pada Mei lalu sebesar Rp 1,053 triliun. Bahkan, nilai ini melonjak tajam dibanding misi dagang Jatim–NTB tahun 2023 yang hanya mencatatkan transaksi senilai Rp 251,39 miliar.

Kegiatan misi dagang yang berlangsung di Hotel Lombok Raya ini dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Ia menyampaikan rasa syukur atas capaian tersebut dan optimistis bahwa misi dagang ini akan membuka peluang usaha dan investasi yang lebih luas bagi kedua provinsi.

“Alhamdulillah, transaksi final hingga pukul 17.00 WITA mencapai Rp 1,068 triliun, terdiri dari penjualan produk Jatim sebesar Rp 764,91 miliar, pembelian Jatim senilai Rp 153,89 miliar, dan investasi dari Jatim ke NTB sebesar Rp 150 miliar,” kata Khofifah.

Menurutnya, capaian ini menunjukkan bahwa hubungan dagang antara Jatim dan NTB telah tumbuh secara organik, dengan embrio bisnis yang sudah terbentuk sejak lama. “Mari kita tingkatkan kolaborasi ekonomi yang sudah terjalin ini agar terus memberi manfaat di masa depan,” ajaknya.

Kegiatan ini diikuti oleh 200 pelaku usaha dari kedua provinsi, terdiri dari 80 pelaku usaha asal Jatim dan 120 dari NTB. Transaksi yang terjadi mencakup berbagai komoditas unggulan dari kedua wilayah.

Dari sisi Jawa Timur, produk yang dijual antara lain pakan ikan dan udang, rokok, kopi, cabai, daging ayam beku, daging bebek, ayam kampung, batik, fesyen, serta bumbu dapur organik. Sementara NTB menawarkan komoditas seperti yellow fin tuna, tembakau, jagung, hasil perikanan, kulit kambing mentah garaman, bibit bawang merah, dan sapi hidup.

Khofifah menjelaskan, NTB selama ini merupakan pemasok penting untuk berbagai bahan baku seperti jagung, tembakau, paprika segar, sayuran akar dan umbi, hingga ikan hias. Sebaliknya, Jatim menyuplai produk seperti kendaraan penumpang, kue kering, pakan hewan, obat-obatan, minyak kelapa sawit murni, dan minuman ringan ke NTB.

“Misi dagang ini menjadi salah satu upaya kami dalam memperkuat jaringan distribusi dan kerja sama antarwilayah, serta mendorong substitusi impor melalui pemanfaatan potensi dalam negeri,” ujar Khofifah.

Ia juga menambahkan, surplus neraca perdagangan Jatim–NTB yang mencapai Rp 5,29 triliun sejak 2023 menjadi bukti bahwa kerja sama kedua provinsi terus mengalami pertumbuhan positif.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal menyambut baik kerja sama tersebut. Ia menyatakan bahwa NTB siap menjadi penyedia bahan baku yang andal bagi Jawa Timur.

“Kami ingin menjadi mitra strategis dan banyak belajar dari keberhasilan Jatim dalam membangun jaringan bisnis antardaerah,” ujarnya.

Kegiatan ini turut disemarakkan dengan penandatanganan 14 nota kesepahaman kerja sama yang melibatkan dua perangkat daerah, sembilan BUMD, dan tiga asosiasi dari kedua provinsi.

Sejumlah tokoh turut hadir dalam kegiatan ini, antara lain Ketua DPRD Jatim Kusnadi, Kepala OJK Jatim Yunita Linda Sari, Deputi Kepala Perwakilan BI Jatim Ridzky Pribadi, Ketua Kadin Jatim Dwi Putranto, Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo, serta para pimpinan BUMD dan asosiasi pengusaha.

Khofifah menegaskan, optimalisasi muatan berangkat dan balik menjadi bagian dari strategi Pemprov Jatim untuk memperlancar distribusi barang pokok dan penting antarpulau.

“Kami ingin mendorong semangat yang sama di seluruh wilayah, termasuk dengan NTB, untuk memperkuat integrasi pasar dalam negeri,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Dani
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.