Uniknya Tradisi Keresan Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW di Mengelo Mojokerto

oleh -841 Dilihat
3626eef5 3a8e 4220 943e 8a43b9f0e4ed
Kemeriaan tradisi Keresan di Desa Mengelo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. (Foto: Alief W)

KabarBaik.co – Kemeriahan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah diperingati dengan banyak tradisi. Di Desa Mengelo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, ratusan warga memperingati hari lahir Rasulullah itu dengan tradisi Keresan.

Dalam tradisi Keresan, ribuan warga saling senggol layaknya kompetisi balap lari. Mereka berebut berbagai barang, mulai dari perabotan rumah tangga, pakaian, buah-buahan hingga sayur mayur yang digantung di pohon keres.

Tradisi Keresan sendiri, merupakan bentuk rasa syukur dan bahagia dalam menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dari pantauan KabarBaik.co, tradisi Keresan ini tak hanya diikuti oleh kaum bapak, pemuda dan anak-anak saja, namun emak-emak pun terlihat ikut meramaikan Keresan ini.

Diawali masyarakat mengelilingi area sekitar pohon keres dan gunungan yang telah disediakan oleh panitia. Usai pembacaan doa selesai, mereka mulai merebutkan barang yang telah disediakan oleh panitia.

Alhasil, dalam kurun waktu 15 menit, dua pohon keres yang berbuah berbagai barang perabotan rumah tangga, pakaian dan satu gunungan ludes dalam sekejap.

Dengan saling berebut, suasana di tengah tradisi ini penuh canda. Gelak tawa justru terdengar dari mulut-mulut warga di saat pohon setinggi kurang lebih lima meter tumbang usai di panjat puluhan orang.

Keresan ini pun ditunggu-tunggu oleh semua warga. Bahkan, peserta tradisi ini banyak yang berasal dari desa sebelah. Salah satunya emak-emak bernama Siti Badriyah 42 tahun warga setempat.

Siti Badriyah ini rela datang beserta anak dan suaminya hanya untuk ikut serta tradisi keresan. Dirinya sangat antusias saat tradisi yang digelar setiap tahun ini rutin selalu dilaksanakan di desanya.

Ia rela ikut berebut dalam tradisi Keresan ini tidak lain yakni mencari berkah di momen kelahiran Nabi Muhammad. Dia mengaku berhasil mendapatkan banyak buah-buahan yang akan dikonsumsi sendiri. “Ini saya dapat buah semangka, terong, petai akan saya masak untuk makan bersama keluarga di rumah,” tegasnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Mengelo Abdul Rozak mengatakan, tradisi Keresan tersebut sudah ada sejak lama. Keresan ini utamanya untuk memeriahkan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

“Ini tinggalan orang-orang terdahulu untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Ini sebagai bentuk suka cita dan bahagia warga dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW,” ungkapnya, Selasa (16/9)

Barang-barang yang menghiasi pohon kersen ini sebagain besar dari hasil UMKM masyarakat Dusun Mengelo.

Menurutnya, penggunaan pohon kersen dipercaya mengandung makna filosofi yang cukup dalam. Pohon ini memiliki buah yang cukup banyak. Harapannya, agar warga Desa Mengelo, Sooko, mendapatkan berkah dan rezeki yang melimpah ruah.

“Pohon keres kan ranting, terus daun dan buahnya banyak. Jadi filosofinya kalau dipakai tradisi Maulid Nabi, berharap kami rezeki warga (Mengelo) terus berbuah tak ada putusnya. Dengan harapan ke depan rejeki keturun kami banyak,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Alief W
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.