Update Gempa Dahsyat M 6,9 di Filipina: 69 Orang Tewas, Lebih dari 150 Luka-Luka

oleh -406 Dilihat
GEREJA FILIPINA
Archdiocesan Shrine of Santa Rosa de Lima di Daanbantayan yang terdampak gempa. ( foto FB)

KabarBaik.co- Jumlah korban jiwa dalam gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.9 yang mengguncang wilayah utara Provinsi Cebu pada Selasa malam (30/9) malam, terus bertambah. Setidaknya sebanyak 69 orang, dengan lebih dari 150 orang luka-luka.

Data tersebut menurut laporan terbaru dari otoritas bencana Filipina, National Disaster Risk Reduction and Management Council (NDRRMC) dan kantor bencana provinsi Cebu. Kemungkinan masih akan bertambah karena operasi penyelamatan masih berlangsung di tengah aftershock dan kerusakan infrastruktur yang parah.

Gempa tersebut berpusat sekitar 19 kilometer timur laut Kota Bogo yang penduduk sekitar 90.000 jiwa. Terjadi pada kedalaman 10 kilometer dan memicu runtuhnya dinding rumah, bangunan, dan jembatan di berbagai wilayah utara Cebu. Termasuk kota-kota seperti Bogo, San Remigio, dan Daanbantayan.

Pusat kesehatan di Bogo dilaporkan “kewalahan” oleh kedatangan pasien, dengan warga berlarian ke jalanan dalam kegelapan akibat pemadaman listrik luas. Sejauh ini, lebih dari 140 orang terluka, termasuk korban termuda berusia 12 tahun, dan beberapa orang masih hilang di bawah reruntuhan.

Otoritas setempat telah mengumumkan “keadaan darurat” di San Remigio dan wilayah sekitarnya untuk memobilisasi sumber daya bantuan, termasuk tim penyelamat dan pasokan air serta listrik darurat.

Pemerintah nasional mengerahkan agen-agen seperti Office of Civil Defense untuk mencari penyintas, meskipun hujan deras menghambat upaya tersebut. Philippine Institute of Volcanology and Seismology (Phivolcs) mencatat puluhan aftershock, termasuk satu berkekuatan magnitudo 6, dan sempat memperingatkan gangguan level laut minor di pantai Cebu, Leyte, dan Biliran – peringatan tersebut kini dicabut karena tidak ada ancaman tsunami signifikan.

Dampak gempa juga meluas ke situs bersejarah. Beberapa gereja berusia ratusan tahun, seperti Archdiocesan Shrine of Santa Rosa de Lima di Daanbantayan dan Parroquia de San Pedro Apostol di Bantayan Island, mengalami kerusakan parah, termasuk runtuhnya bagian fasad. Sekolah-sekolah di Cebu meliburkan kelas untuk memeriksa keamanan bangunan.

Filipina, yang terletak di “Cincin Api Pasifik”, sering dilanda gempa dan letusan vulkanik. Gempa terakhir sebesar ini pada 2013, yang menewaskan lebih dari 200 orang di wilayah serupa.

Upaya internasional mulai berdatangan, dengan bantuan logistik dari negara tetangga. Otoritas mendesak warga untuk tetap waspada terhadap aftershock (gempa susulan) dan menghindari bangunan rusak. Update lebih lanjut diharapkan sepanjang hari ini dari sumber resmi.  (^)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Supardi Hardy


No More Posts Available.

No more pages to load.