KabarBaik.co – Terminal Purabaya (Bungurasih), yang merupakan pintu gerbang perjalanan ribuan orang setiap hari, kini sedang disorot publik. Bukan soal ramainya arus penumpang, melainkan krisis fasilitas dasar yakni toilet.
Sorotan ini mencuat setelah viral di medsos video seorang pria terlihat gusar. Di wajahnya tergambar kelelahan, di suaranya terselip nada kecewa.
“Terminal nomor satu sak Indonesia krisis kamar mandi dan WC. Waduh toilet gratis, buntu. Yak opo terminal Purabaya, gak ada toilet. Krisis. Kasihan perempuan, Pak. Laki-laki gampang kencing di botol jadi, Pak,” ucapnya, mencoba bercanda meski ekspresi nya terlihat kesal.
Pria itu melanjutkan ceritanya dengan gestur menahan perut. “Sana tutup, sana tutup, perut sakit mules, gak bisa, Pak. Tutup, buntu (toiletnya),” keluhnya.
Bagi penumpang yang baru tiba atau hendak berangkat, kondisi ini jelas membuat perjalanan menjadi tidak nyaman.
Keluhan itu ternyata bukan hanya miliknya. Di kolom komentar, warganet membagikan pengalaman serupa. Seorang pengguna Instagram menulis bahwa dirinya pernah bolak-balik mencari toilet namun semua tak bisa digunakan.
“Dua minggu lalu ke toilet dekat penurunan penumpang, gratis tapi kotor banget, WC mampet ada kuning kuning mengambang, wkwk,” tulis akun dm_f***, mencoba menertawakan masalah yang sejatinya tidak lucu.
Alasan penutupan tertera jelas di papan informasi, septic tank penuh. Namun, bagi para penumpang yang membawa anak kecil, orang tua, atau sedang dalam kondisi darurat, penjelasan itu tidak menghapus rasa frustrasi. Apalagi, kabar tentang bau tak sedap dan toilet kotor di Terminal Purabaya sudah lama jadi keluhan klasik.
Di tengah derasnya komentar, ada pula yang menyentil pihak pengelola agar tak sekadar membangun citra di media sosial. “Konten jadi prioritas, fasilitas hanya formalitas,” tulis akun @kadit***.
Bagi banyak orang, terminal bukan sekadar tempat naik-turun bus. Ia adalah titik awal atau akhir perjalanan, tempat menunggu dengan cerita masing-masing. Ketika fasilitas sesederhana toilet tidak bisa diakses, kenyamanan, bahkan martabat penumpang, ikut tergerus. (*)