Wabah PMK Bikin Panik Warga, Peternak Jember Jual Sapi dengan Harga Murah

oleh -461 Dilihat
IMG 20250109 WA0008
Salah satu sapi milik warga yang terpapar virus PMK (Ist)

KabarBaik.co – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) terus menyebar di Kabupaten Jember. Hal itu membuat pemilik hewan ternak sapi di Kecamatan Jenggawah menjual dengan harga murah.

Menurut Camat Jenggawah, Endro Lukito dengan adanya kejadian hewan ternak mati mendadak ini membuat pemilik ternak yang terindikasi terpapar virus PMK menjual murah.

“Apalagi sebelumnya ada kabar tiga ekor sapi mati diduga terkena PMK dan kami pun langsung melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan Jember untuk melakukan upaya vaksinasi,” ujar Endro, Kamis (9/1).

Ia menyampaikan, karena kasus tersebut dua ekor sapi dijual dengan harga jauh dari pasaran pada umumnya.

“Ada satu ekor sapi mati, itu milik Bu Muidah, kejadiannya Sabtu kemarin 5 Januari 2025. Penyebabnya setelah diamati itu ya memang mengarah ke PMK,” katanya.

Lebuh lanjut Endro menjelaskan, ada kasus serupa terjadi pada hari Senin lalu menimpa sapi milik warga bernama Holik.

“Kemudian tadi pagi juga, sapi milik Haji Samsudin juga ditemukan mati mendadak,” ungkapnya.

Endro menyebut, hewan ternak sapi milik warga itu berada di satu wilayah yang berdekatan. Yakni di RT 011, RW 001, Dusun Tegal Gayam, Desa Kemuning Kidul; dan RT 001, RW 004, Dusun Gumuk Jati, Desa Kertonegoro, Kecamatan Jenggawah, Jember.

Dari kejadian ini ia mengatakan, warga mulai panik. Sehingga belasan ekor sapi lainnya milik warga dijual murah.

“Jadi ada yang sudah dijual dengan terindikasi sakit, sudah ada 15 sapi milik warga. Jadi daripada nanti tidak laku atau keduluan mati ya jadi dijual dengan harga yang miring, kasihan sebenarnya,” jelasnya.

Endro juga mengungkapkan, jika harga normal satu ekor sapi pada umumnya sekitar Rp 20 juta sampai 23 juta untuk usia dewasa.

“Namun yang sudah terindikasi PMK, kami dapat informasi kemarin. Kalau tidak salah dua ekor sapi itu hanya laku dijual Rp 16 juta. Tapi yang jelas kami berupaya agar tidak terjadi penyebaran,” ujarnya.

Lebih jauh terkait upaya penanganan kasus dugaan penyebaran virus PMK tersebut Endro mengatakan, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan Jember.

“Agar nanti penyebarannya tidak semakik luas. Kalau kambing tidak ada, saya rasa daya tahan tubuhnya lebih bagus,” ujarnya.

Endro juga mengatakan, selain vaksinasi pihak Kecamatan juga memberikan edukasi kepada peternak untuk mencegah penyebaran virus PMK tersebut.

“Agar lebih peduli kepada kebersihan kandang. Juga untuk yang sudah terindikasi atau terserang penyakit tersebut. Supaya dijauhkan dengan sapi yang lain, yang masih sehat,” pungas Endro. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Dwi Kuntarto Aji
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.