KabarBaik.co – Puluhan warga dari berbagai elemen masyarakat melakukan deklarasi dukungan untuk mencoblos kotak kosong pada Pilkada Serentak 2024. Aksi tersebut digelar di depan Gedung DPRD Kota Surabaya, Selasa (17/9) sore. Deklarasi ini diinisiasi sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap keputusan partai politik yang hanya mengusung pasangan calon tunggal dalam pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya.
Peserta aksi yang terdiri dari berbagai komunitas, termasuk warga Surat Ijo dan Aliansi Relawan Surabaya Maju menilai kehadiran calon tunggal sebagai tanda matinya demokrasi di kota terbesar kedua di Indonesia ini.
“Kami kecewa dengan keputusan partai politik yang tidak memberikan pilihan lain bagi warga Surabaya. Ini bukan demokrasi, ini monopoli kekuasaan,” ujar Rudi Gaul, koordinator aksi dari Aliansi Relawan Surabaya Maju.
Menurut Rudi, partai politik seharusnya mendorong banyak calon untuk maju dalam pemilihan, sehingga warga memiliki banyak pilihan yang bisa dipertimbangkan. Namun, dengan hanya mengusung pasangan petahana Eri Cahyadi dan Armuji, warga merasa hak mereka untuk memilih pemimpin yang beragam telah dirampas.
“Ini adalah sinyal bahwa partai politik tidak peduli dengan aspirasi masyarakat,” tambah Rudi.
Warga yang hadir dalam aksi itu membawa berbagai spanduk bertuliskan ajakan untuk memilih kotak kosong pada hari pencoblosan yang dijadwalkan pada 27 November 2024 mendatang. Deklarasi ini, kata Rudi, diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju pemilihan ulang yang akan memberi kesempatan bagi calon-calon baru untuk muncul.
“Kami yakin dengan kemenangan kotak kosong, pemilihan ulang akan dilaksanakan, dan itu membuka jalan bagi kandidat baru,” tegasnya.
Para demonstran berharap “kotak kosong” bisa meraih minimal 65 persen suara pada Pilkada Surabaya. Jika kotak kosong menang, sesuai aturan yang berlaku, pemilihan ulang akan digelar tahun berikutnya.
“Jika calon tunggal kalah, pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri akan menunjuk penjabat wali kota sementara, sebelum pemilihan ulang pada 2025,” kata Rudi.
Tak hanya deklarasi, warga juga membagikan selebaran kepada pengguna jalan di sekitar gedung DPRD Kota Surabaya, mengajak masyarakat untuk ikut mencoblos kotak kosong.
Lebih lanjut, Rudi mengungkapkan bahwa pihaknya telah mempersiapkan sekitar 5.200 relawan yang akan disebar di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari pemilihan nanti. Relawan tersebut bertugas sebagai saksi di TPS untuk memastikan proses pemungutan suara berjalan dengan lancar dan mengawal perolehan suara kotak kosong.
“Kami juga sudah menyiapkan juru kampanye yang akan turun ke kampung-kampung untuk menyosialisasikan pentingnya memilih kotak kosong,” jelasnya.
Deklarasi dukungan terhadap kotak kosong ini bukanlah yang pertama terjadi di Indonesia. Pada sejumlah Pilkada sebelumnya, pilihan kotak kosong juga muncul ketika hanya ada calon tunggal.
“Kemenangan kotak kosong bukan sesuatu yang mustahil. Ini sudah pernah terjadi di daerah lain, dan kami berharap bisa terjadi di Surabaya,” ujar Rudi dengan penuh optimisme.
Pilkada Surabaya 2024 ini diperkirakan akan berlangsung panas meski hanya ada satu pasangan calon. Dukungan untuk kotak kosong mulai mengalir dari berbagai kelompok masyarakat yang merasa tidak puas dengan keputusan partai politik.
“Ini adalah perjuangan kami untuk menghidupkan kembali demokrasi di Surabaya,” tutup Rudi. (*)