Warga Trenggalek Tewas di Taiwan Usai Tawuran antar Pesilat

oleh -589 Dilihat
Polisi Taiwan saat mengamankan pesilat Indonesia yang tawuran.

TRENGGALEK – Seorang warga asal Watulimo, Trenggalek yang menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan dikabarkan tewas usai terlibat tawuran antar pesilat.

Tawuran pesilat itu dimulai dari saling menantang di media sosial yang ditindaklanjuti dengan bentrokan di stasiun kereta api.

Satu kelompok beranggotakan 6 orang dan kelompok lainnya beranggotakan 23 orang.

Saat dikonfirmasi, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Trenggalek, Ari Hartono membenarkan adanya PMI asal Kabupaten Trenggalek yang meninggal dunia di Taiwan.

Menurut Ari, PMI yang meninggal berasal dari Kecamatan Watulimo.

“Infonya yang meninggal orang daerah Prigi, satunya lagi masih kritis,” kata Ari, Selasa (5/9/2023).

Ari mengatakan, PMI yang kritis adalah saudara dari korban yang meninggal.

“Infonya kembarannya,” lanjutnya.

Namun demikian Ari belum bisa memberikan informasi lebih lanjut karena pihaknya juga masih berkoordinasi dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

Di sisi lain, sejumlah media massa Taiwan mengabarkan, bentrokan antara dua kelompok pesilat Indonesia pecah di stasiun kereta api di Taiwan pada Sabtu (2/9/2023) malam. Bentrokan ini mengakibatkan satu orang tewas dan satu orang luka berat, serta 29 orang ditangkap.

Baca juga:  Antar Pacar Pulang, Pemuda Wringinanom Gresik Dikepruk Palu

Menurut laporan ETtoday, bentrokan itu terjadi di luar stasiun kereta api Changhua. Para pesilat tampak membawa senjata tajam (Sajam) dan banyak orang mengalami luka-luka serius.

Salah satu orang tersebut meninggal karena luka-lukanya, sementara yang lain dalam kondisi kritis. Polisi mengatakan, mereka telah menangkap 29 tersangka dan setelah penyelidikan lebih lanjut, penyelidikan dibuka terhadap 15 orang lainnya yang terlibat dalam kejahatan serius.

Polsek Changhua dari Kepolisian Kabupaten Changhua melaporkan, seorang pria Indonesia berusia 32 tahun ditusuk di punggung dan kemudian meninggal. Sementara itu, seorang pria berusia 21 tahun yang ditusuk empat kali, tetapi dalam pengawasan rumah sakit, lapor Liberty Times.

Lima belas tersangka telah ditransfer ke Kantor Kejaksaan Distrik Changhua untuk diselidiki atas tuduhan pembunuhan, penyerangan, dan berpartisipasi dalam perkelahian yang mematikan.

Baca juga:  Cegah Tawuran dan Aksi Gangster di Gresik, Polisi Masifkan Patroli Sambang Perguruan Silat

Menurut temuan awal polisi, ada perselisihan antar kelompok pesilat. Kedua kelompok silat ini mengatur pertemuan untuk membahas perbedaan mereka, tetapi situasinya memburuk.

Senjata yang disita di tempat kejadian perkara termasuk pisau, tinju brass, parang, pedang samurai, survival, celurit, nunchaku, obeng, sabit, tongkat, pisau serbaguna, dan kaleng merica, di antara barang-barang lainnya.

Polisi mengerahkan dan memperluas upaya pencarian tersangka. Dalam waktu kurang dari 16 jam, tersangka utama pembunuhan, seorang warga negara Indonesia berusia 24 tahun, ditangkap di Kota Taichung.

Tersangka membawa polisi ke sebuah parit di samping Jalan Jixiang di Kota Changhua, tempat petugas menemukan pisau yang diduga digunakan untuk melakukan pembunuhan.

Pihak berwenang akan memberi tahu pialang dan perusahaan pekerja migran yang terlibat untuk memperkuat praktik pengelolaan mereka. Mereka juga akan memberi tahu kantor perwakilan Indonesia di Taiwan untuk membantu keluarga korban dalam menangani pengaturan pemakaman.

Berikut kronologi kejadiannya:

Pada Sabtu malam (2 September), dua kelompok seni bela diri Indonesia bertemu di depan stasiun kereta api Changhua untuk membahas perbedaan mereka.

Baca juga:  Polisi Tetapkan 5 Tersangka atas Tewasnya Pesilat di Banyuwangi

Pertemuan tersebut berubah menjadi perkelahian dan para peserta mulai saling menyerang dengan senjata.

Seorang pria Indonesia berusia 32 tahun ditikam di punggung dan meninggal di rumah sakit.

Seorang pria Indonesia berusia 21 tahun juga terluka parah dalam perkelahian dan masih dirawat di rumah sakit.

Polisi telah menangkap 29 tersangka dan 15 orang lainnya sedang diselidiki.

Senjata yang disita di tempat kejadian perkara termasuk pisau, tinju brass, parang, pedang samurai, survival, pisau melengkung, nunchaku, obeng, sabit, tongkat, pisau serbaguna, dan kaleng merica.

Polisi masih menyelidiki motif perkelahian tersebut.

Peristiwa ini merupakan yang pertama kali terjadi di Taiwan antara dua kelompok seni bela diri Indonesia. Pihak berwenang mengimbau kepada para pekerja migran Indonesia untuk menahan diri dari perkelahian dan menyelesaikan perbedaan mereka secara damai.(kb05)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.