KabarBaik.co – Pemahaman literasi digital harus menjadi bekal masyarakat guna mengatasi beragam infomasi yang berkembang pada masa kampanye Pilkada 2024. Termasuk konten informasi hoaks yang seringkali menyesatkan dan memicu kegaduhan.
Tahapan masa kampanye sebagai bagian dari proses Pilkada yang sangat krusial. Pada tahap ini, Pj Wali Kota Mojokerto M. Ali Kuncoro menuturkan, bahwa sosial media sangat mudah untuk seseorang untuk membagi informasi kepada orang di jejaring atau circle terdekatnya tanpa tahu kualitas kebenaran informasi tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan wawasan pemahaman literasi digital yang baik agar masyarakat sebagai calon pemilih lebih teliti dalam melakukan verifikasi informasi dari berbagi sumber sebelum membagikannya.
Saring sebelum sharing, jadi hal yang penting untuk mencegah peredaran berita hoaks, perkembangan situasi politik cukup menghangat hingga pemerintah daerah perlu ambil langkah dalam himbauan kepada masyarakat untuk menyaring informasi.
“Harapannya masyarakat memiliki pemahaman untuk saring sebelum sharing. Dengan pengetahuan memverifikasi informasi, masyarakat akan menjadi lebih kritis terhadap informasi yang beredar di media sosial dan menghindari penyebaran berita hoaks,” kata Ali Kuncoro, pada Kamis (31/10).
Sosok yang juga menjabat sebagai Sekretais DPRD Provinsi Jawa Timur ini menegaskan bahwa untuk memberikan pemahaman kepada warga menjadi tanggung jawab bersama semua elemen masyarakat, baik dari pemerintah terutama jajaran pada level kelurahan yang menjadi garda terdepan dalam pelayanan publik, tokoh masyarakat, tokoh agama TNI, Polri tentunya para media massa.
“Tantangan ke depan semakin luar biasa, diperlukan pendidikan politik masyarakat yang baik, berkualitas, dan dari pemahaman masyarakat yang kritis ini mampu memilah informasi sehingga memghasilkan Pemimpin daerah yang berkualitas,” tegasnya.
Dalam mudahnya penyebaran informasi di era sekarang, Mas Pj berharap seluruh warga turut serta menjaga iklim politik yang sudah kondusif di Kota Mojokerto dengan tidak mudah menerima segala informasi yang belum tentu kebenarannya. Terutama berita- berita yang berpotensi menciderai integritas terselenggaranya pesta demokrasi Pilkada.
“Segala informasi bisa diakses melalui ponsel, memberi komentar, membagikan konten tersenut juga dapat dilakukan dengan ponsel, jangan sampai berawal dari sharing di medsos timbul fitnah dan ketegangan dalam masyarakat,” pesannya
Masyarakat perlu berhati-hati dalam mempercayai suatu berita, terutama di bidang sosial-politik. Pasalnya, tak sedikit pihak tak bertanggung jawab yang menuliskan berita hoax di bidang tersebut.
“Sekarang, orang tidak lagi cari kebenaran, tapi juga cari dukungan terhadap keyakinan yang diyakininya, cari tahu kebenarannya dahulu dengan memverifikasi sebelum mempercayai,” pungkas Mas Pj.(*)