KabarBaik.co – Kerawanan bencana yang disebabkan oleh bahan berbahaya dan beracun (B3) di Kabupaten Pasuruan sangat tinggi. Terlebih ada 1.464 industri yang produksi di wilayah tersebut, baik skala besar maupun kecil.
Potensi bencana bisa terjadi sewaktu-waktu, sehingga penanggulangan bencana menjadi tanggungjawab pemerintah sesuai amanat undang-undang. Sebagai bentuk tanggung jawab itu, Pemkab Pasuruan memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak bencana baik pada saat terjadinya bencana maupun pasca bencana.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pasuruan, Taufiqul Ghony menyampaikan, diperlukan geladi atau simulasi dalam upaya meningkatkan pemahaman terkait ancaman dan risiko melalui sistem informasi dan komunikasi. Termasuk peringatan dini.
“Kabupaten Pasuruan saat ini memiliki ribuan industri yang memiliki potensi terjadinya kedaruratan yang tinggi akan bencana B3. Maka, kegiatan simulasi kedaruratan pengelolaan B3 dan limbah B3 sangat perlu dilakukan,” tegas Ghony, Rabu (31/7).
Menurut Ghony, untuk mengantisipasi potensi kedaruratan yang mungkin terjadi, DLH menginisiasi kegiatan simulasi menghadapi bencana pencemaran B3 dengan melibatkan berbagai unsur baik pemerintah maupun swasta.
”Untuk mendukung kegiatan tersebut selain melibatkan unsur negara seperti BPBD, kepolisian dan pemadam kebakaran, kami di DLH juga menggandeng dua perusahaan pengolah limbah B3,” tutur Ghony.
Kegiatan simulasi kedaruratan bencana B3 digelar di lapangan sebuah pondok pesantren di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan. Simulasi tersebut diharapkan meningkatkan pemahaman terkait ancaman dan risiko serta bahaya yang ditimbulkan. (*)