Ziarah Makam Adipati Aryo Blitar dan Menilik Sejarahnya

oleh -4920 Dilihat
b9b2a980 0e3b 49ef bff5 8acd60dea32f
Makam Adipati Aryo Blitar. (Foto: Calvin Budi Tandoyo)

KabarBaik.co –  Slamet Haryono, generasi keenam juru kunci Makam Aryo Blitar, telah menggantikan ayahnya sejak awal Januari 2019.

Makam yang berada di Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar ini merupakan tempat peristirahatan Adipati Aryo Blitar, yang memiliki nama asli Nilasuwarna, serta Eyang Gusti Putri Rayung Wulan.

Diceritakan Slamet Haryono, cerita turun-temurun terkait gelar “Aryo Blitar” berasal dari masa perjuangan melawan penjajah.

“Dulu saat beliau berperang mengusir tentara Tartar di Lodoyo, beliau mendapat gelar Aryo Blitar. Nama ini berasal dari kata ‘Tartar’, yang kemudian diartikan sebagai ‘kembali ke Blitar’,” jelasnya Jumat (7/3).

Makam tersebut dipercaya sebagai tempat peristirahatan para tokoh yang membuka wilayah Blitar di masa lampau.

Berdasarkan sejarahnya, Blitar dahulu merupakan hutan lebat yang belum terjamah manusia. Nilasuwarna mendapat tugas dari Kerajaan Majapahit untuk menumpas pasukan Tartar yang bersembunyi di hutan selatan, mencakup Blitar dan sekitarnya.

Setelah berhasil menjalankan tugasnya, ia diangkat menjadi pemimpin di bawah Majapahit dengan gelar Adipati Aryo Blitar I.

Dalam perjalanan kepemimpinannya, Aryo Blitar I menikah dengan Dewi Rayung Wulan dan dikaruniai seorang putra bernama Djoko Kandung. Namun, pemerintahannya tidak berjalan mulus.

Patih Kadipaten Blitar Ki Sengguruh Kinareja, melakukan pemberontakan dan berhasil merebut kekuasaan.

Dalam pertempuran sengit, Aryo Blitar I dikabarkan tewas, dan Sengguruh naik takhta dengan gelar Adipati Aryo Blitar II. Tidak hanya itu, ia juga berusaha menikahi Dewi Rayung Wulan.

Sebagai juru kunci, Slamet Haryono memastikan bahwa makam Aryo Blitar tetap terjaga dengan baik. Meski terbuka untuk umum, tidak semua orang diperkenankan masuk.

“Makam ini memang bisa dikunjungi, tetapi tidak semua orang bisa melihatnya secara langsung. Jika ada tamu dengan maksud tertentu, misalnya ingin mencoba kesaktian atau menarik benda pusaka, saya pasti menolaknya,” tegasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Calvin Budi Tandoyo
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.