Ada Rencana Matang di Balik Pembunuhan dan Mutilasi Perempuan Asal Blitar di Kediri

oleh -997 Dilihat
uswatun
Uswatun Khasanah, sang pejuang keluarga yang jadi korban mutilasi. (Ist)

KabarBaik.co – Kasus mutilasi yang mengejutkan masyarakat Ngawi, Blitar, Kediri, dan sekitarnya akhirnya terungkap. Pelaku, Rohmat Tri Hartanto alias Antok, diketahui telah merencanakan pembunuhan terhadap Uswatun Khasanah, perempuan asal Blitar, jauh-jauh hari. Fakta mengejutkan ini diungkap langsung oleh Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman.

“Kejadian sebenarnya direncanakan pelaku jauh hari,” ungkapnya.

Pembunuhan ini dirancang dengan strategi rapi, termasuk dengan memanfaatkan hubungan antara pelaku dan korban.

Pada 19 Januari lalu, Antok mengiming-imingi korban uang sebesar Rp 1 juta agar bersedia bertemu dengannya. Pertemuan keduanya berlangsung di Terminal Gayatri, Tulungagung. Dari sana, Antok membawa korban ke salah satu hotel di Kediri.

Namun, tanpa sepengetahuan Uswatun, hotel itu menjadi lokasi pembunuhan yang telah direncanakan Antok dengan matang.

Eksekusi pembunuhan terjadi pada malam hari, sekitar pukul 23.30. Antok mencekik korban. Uswatun sempat melawan, namun ia terjatuh hingga kepalanya membentur lantai hingga akhirnya korban kehilangan nyawa di tempat.

Setelah memastikan korban meninggal, Antok meninggalkan hotel untuk mengambil koper merah dari rumahnya. Rencananya, tubuh korban akan dimasukkan secara utuh ke dalam koper tersebut. Namun, karena ukuran koper tidak cukup, Antok memutuskan untuk memutilasi tubuh korban menjadi beberapa bagian.

Proses mutilasi dilakukan dalam tiga tahap dan berlangsung selama lebih dari tiga jam, mulai pukul 01.30 hingga 05.00 pagi pada 20 Januari.

“Tahap pertama tersangka memotong bagian kepala korban. Dilanjutkan dengan kaki kiri hingga bagian paha, serta dipungkasi dengan memotong kaki kanan sampai pada betis,” jelas Farman.

Bagian tubuh korban kemudian dibuang di beberapa lokasi berbeda. Pada 21 Januari, koper yang berisi bagian badan korban dibuang di Dadapan, Kendal, Ngawi, sekitar pukul 22.00. Bagian kaki dibuang satu jam kemudian di Sampung, Ponorogo. Keesokan harinya, kepala korban ditemukan di Gemaharjo, Watulimo, Trenggalek.

Pisau yang digunakan untuk mutilasi adalah pisau buah bertangkai hijau. Namun, hasil pemeriksaan Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim tidak menemukan jejak darah manusia pada pisau tersebut.

“Pisau ini diakui oleh pelaku. Entah dibersihkan atau dicuci, saat diperiksa tidak terdapat darah,” ungkap Kabid Labfor Polda Jatim, Kombespol Marjoko.

Menurut Farman, aksi keji ini dipicu oleh rasa cemburu dan sakit hati yang telah lama dipendam oleh pelaku terhadap korban. Emosi tersebut memuncak hingga mendorong pelaku untuk melakukan pembunuhan berencana.

Saat ini, penyidikan oleh pihak kepolisian masih terus dilakukan. Fokus utama adalah mengungkap bukti tambahan yang memperkuat kronologi kasus dan mencari kemungkinan motif lain di balik tindakan pelaku. Pihak keluarga korban juga berharap keadilan dapat ditegakkan. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Yudha
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.