KabarBaik.co – Kabupaten Trenggalek berhasil mencatat penurunan signifikan dalam angka stunting pada tahun 2024. Berdasarkan data dari bulan penimbangan, laporan stunting pada tahun 2023 mencapai 6,62 persen, sementara pada tahun 2024 turun menjadi 6,11 persen.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk KB) Trenggalek, Sunarto, mengungkapkan bahwa pada Juni 2024 telah dilakukan pengukuran dan intervensi serentak terhadap seluruh balita di Trenggalek. “Semua balita di Trenggalek sudah diukur dan dipetakan status gizinya,” ujarnya, Minggu (1/9).
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa sekitar 20 desa masih menjadi lokus stunting dengan laporan di atas satu persen, yang memerlukan perhatian lebih. Di antara desa-desa tersebut, Desa Watulimo, Kecamatan Watulimo, mencatat laporan stunting terendah dengan 0,75 persen.
Sunarto menekankan bahwa penurunan angka stunting tidak hanya bergantung pada ibu dan balita, tetapi juga pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. “Jadi fokusnya bukan hanya ibu maupun balita yang berperan dalam peningkatan atau penurunan angka stunting,” jelasnya. Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan pengetahuan tentang pencegahan stunting dan pemenuhan gizi balita.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek terus berupaya meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan gizi, dan bantuan sosial bagi keluarga berpenghasilan rendah. Sunarto menambahkan, “Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam keberhasilan program ini.”
Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menunjukkan bahwa angka stunting di Trenggalek pada tahun 2024 turun menjadi 15,8 persen, dibandingkan dengan 19,5 persen pada tahun 2023. Penurunan ini menunjukkan keberhasilan upaya bersama dalam menekan angka stunting di daerah tersebut. “Dengan begitu, kita bisa menurunkan angka stunting lebih jauh lagi di masa mendatang,” tutup Sunarto. (*)