KabarBaik.co – Pada tahun ini Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bojonegoro mencapai Rp 8,7 triliun. Angka yang besar itu ternyata belum sejalan dengan tingkat kesejahteraan warganya. Buktinya angka kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro masih cukup tinggi.
Berdasar data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bojonegoro, persentase penduduk miskin di Bojonegoro mencapai sekitar 11,69 persen atau sekitar 147 ribu jiwa penduduk per Maret 2024. Angka itu merupakan data penduduk dengan pengeluaran per kapita per-bulan dibawah garis kemiskinan (GK).
GK di Bojonegoro pada Maret 2024 mencapai Rp 471.457 per kapita per-bulan. Artinya, meningkat sebanyak Rp 35.521 atau 8,15 persen dibanding Maret 2023, yakni senilai Rp 435.936 pada tahun lalu.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bojonegoro Anwar Muktadlo mengklaim angka kemiskinan di daerahnya telah mengalami penurunan pada tahun ini. Dari 12,18 persen pada Maret 2023 menjadi 11,69 persen pada Maret 2024. Atau berkurang sekitar 5.920 jiwa penduduk miskin tahun ini.
Dari 153,25 ribu jiwa penduduk miskin pada Maret 2023 menurun menjadi 147,33 ribu jiwa pada Maret 2024. ”Kabupaten Bojonegoro menargetkan penurunan kemiskinan tahun ini menjadi 11,80 persen hingga 11,53 persen. Saat ini sudah turun menjadi 11,69 persen, sehingga sudah mencapai target yang ditentukan,’’ ujar Anwar, Senin (12/8).
Anwar menjelaskan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro telah melakukan upaya untuk mencapai target penurunan kemiskinan tahun ini. Mulai dari melaksanakan program untuk pengurangan beban masyarakat dengan memberikan berbagai bansos. Kemudian, peningkatan pendapatan masyarakat hingga program sarana infrastruktur. (*)