KabarBaik.co- Tragedi ambruknya bangunan Asrama Putri Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jailani di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Rabu (29/10) dini hari, menyisakan duka mendalam. Satu santriwati tewas dan sebelas lainnya luka-luka dalam musibah yang terjadi sekitar pukul 00.30 WIB itu.
Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Timur III Fraksi PKB, Nihayatul Wafiroh atau yang akrab disapa Nduk Nik, turut menyampaikan belasungkawa mendalam atas peristiwa tersebut. Ia mengaku prihatin karena musibah serupa kembali menimpa kalangan santri di Jawa Timur.
“Belum sembuh luka kami para santri setelah musibah Al Khoziny, kini kami kembali diuji dengan peristiwa serupa. Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga almarhumah husnul khatimah dan para santriwati yang terluka segera diberikan kesembuhan,” ujar Nduk Nik dalam keterangannya, Rabu (29/10).
Sebagai bentuk kepedulian, Nduk Nik langsung menginstruksikan tim Nihayah Center (NC) untuk turun membantu penanganan di lokasi kejadian. “Tim kami akan berkoordinasi dengan pihak pondok, pemerintah daerah, dan dinas terkait untuk memastikan penanganan berjalan cepat. Baik kebutuhan akses kesehatan, logistik, maupun sarana prasarana insyaallah kami bantu sekuat mungkin,” tegasnya.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI itu juga menyerukan agar seluruh pengelola pondok pesantren di Jawa Timur proaktif memeriksa kelayakan bangunan asrama dan ruang belajar guna mencegah tragedi serupa. “Keselamatan santri harus menjadi prioritas. Saya mengimbau seluruh pesantren agar segera memeriksa kelayakan bangunan asrama dan ruang belajar, dan melaporkan jika ada potensi kerawanan kepada Satgas Penataan Bangunan Pondok Pesantren, baik melalui saya maupun hotline 158,” ujarnya.
“Sebagai wakil rakyat dari dapil Jatim III, saya merasa terpanggil untuk memastikan proses pemulihan berjalan cepat dan menyeluruh. Semoga kejadian serupa tidak terulang kembali di pondok-pondok pesantren lainnya,” sambung Nduk Nik.
Sementara itu, Kapolres Situbondo AKBP Rezi Darmawan mengonfirmasi, peristiwa tersebut menimpa 12 santriwati yang tengah beristirahat di asrama. Satu korban meninggal dunia atas nama Putri (12 tahun), warga Dusun Rawan, Desa/Kecamatan Besuki. Korban telah dimakamkan pada Rabu pagi. Sebelas korban lainnya mengalami luka-luka dan kini menjalani perawatan di Puskesmas Besuki, RSUD Besuki, dan RSIA Jatimned.
Polisi masih menyelidiki penyebab pasti ambruknya bangunan. Dugaan sementara mengarah pada faktor cuaca ekstrem disertai angin kencang, serta kemungkinan struktur bangunan yang sudah rapuh dan membutuhkan pemeriksaan teknis lebih lanjut.
Tragedi di Ponpes Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jailani menambah daftar panjang musibah bangunan pondok pesantren yang roboh di Jawa Timur dalam beberapa tahun terakhir. Seruan Nduk Nik untuk melakukan audit keamanan bangunan pesantren menjadi peringatan penting agar keselamatan santri tidak lagi terabaikan. (*)






