Banjir Lumpuhkan Pertanian di Kesamben Jombang, Ratusan Petani Terancam Gagal Panen

oleh -1025 Dilihat
IMG 20250125 WA0034 scaled
Penampakan sawah petani yang terendam air

KabarBaik.co – Akibat hujan deras, ratusan hektare sawah di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang terendam air. Petani terancam gagal panen.

Terpantau di Dusun Kandangan, Desa Carangrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang dan di Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben, Jombang, sawah yang ditanami padi oleh para petani terendam air.

Seperti di Dusun Kandangan, Desa Carangrejo, sekitar 10 hektar tanaman padi terendam air. Air diduga muncul dari luberan sungai Affoer Watudakon yang berada di sebelah utara lokasi sawah.

Tak berbeda jauh, di Desa Kedungmlati, Kecamatan, Kabupaten Jombang, ada sekitar 16 hektar tamanan padi juga mengalami nasib serupa.

Lokasi sawah yang terendam banjir di wilayah ini diantaranya berada di sebelah barat jalan Desa Kedungmlati-Podoroto, tepatnya di sebelah utara Fly Over Tol. Dari lokasi ini, sekitar ratusan meter di sebelah timur, juga terpantau genangan air memenuhi sawah milik warga.

Menurut petani Desa Kedungmlati, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Hari Purnomo, ia menjelaskan jika akibat sawah terendam air, ia khawatir akan gagal panen.

Terlebih, Hari sudah melakukan penanaman padi sebanyak 3 kali. Yang pertama ia lakukan di bulan Desember 2024 sampai Januari 2025. Kendalanya selalu sama, yakni sawah tergenang air.

“Saya sudah 3 kali tanam ini. Tanam pertama bulan Desember 2024 kemarin, gagal karena banjir dan sawah tergenang air. Kemudian saya tanam lagi di awal Januari 2025 ini, sama juga tergenang air. Terkahir saya tanam lagi itu tanggal 20 Januari, sama tergenang air juga,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (25/1).

Ia menjelaskan jika untuk sekali tanam padi luasnya bisa mencapai 100 bata dan menghabiskan biaya penanaman sebesar Rp 270 ribu dan ongkos untuk mencabut bibit sebesar Rp 150 ribu. Itu pun belum termasuk benih.

“Tanam awal itu saya pakai benih sendiri. Tapi tanam kedua dan ketiga saya belum satu bentil itu harganya Rp 5 ribu. Jadi kalau 100 bata yah saya butuh 90 bentil,” ujarnya.

Hari mengatakan air yang menyenangi sawahnya ini berasal dari sungai di sebelah utara sawahnya. Setiap curah hujan tinggi, sawahnya akan selalu tergenang air dan membuat ia frustasi.

“Katanya dulu sungai itu mau dikeruk. Tapi sampai hari ini tidak ada tindakan juga. Kalau begini terus setiap hujan ya saya buntung,” katanya.

Lebih lanjut, ia berharap agar sungai bisa segera dinormalisasi agar jika curah hujan tinggi, air yang meluap bisa tertampung di sungai dan tidak menggenangi sawah warga.

“Tolong sungai itu dinormalisasi sampai ke Watudakon, Gongseng. Itu diperlebar saja. Kalau saya lihat sampai disana itu sungainya menyempit. Juga banyak eceng gondong, kangkung juga tidak pernah dibersihkan. Sungainya juga dangkal,” ungkapnya.

Sementara itu, Sleman petani di Dusun Kandangan, Desa Carangrejo, menyebut jika ia sudah 2 kali melakukan penanaman namun selalu gagal karena sawahnya tergenang air.

“Sawah saya sudah seminggu ini terendam banjir. Jadi tidak bisa ngapa-ngapain lagi. 2 kali tanam selalu banjir, pertama itu bulan November 2024 dan terkahir ini di bulan Januari 2025,” bebernya.

Saat banjir yang berbarengan dengan banjir yang terjadi di Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang beberapa waktu yang lalu, sawahnya juga terendam air selama beberapa hari dan terpaksa ia harus melakukan tanam ulang.

Ia pun merugi jutaan rupiah, karena sekali tanam ia mengeluarkan uang Rp 3, juta untuk tanam di sawah seluas 300 bata.

“Kalau dihitung saya sudah mengeluarkan uang Rp 3 juta untuk sekali tanam di sawah seluas 300 bata. Sekarang kalau tergenang air yah saya rugi. Belum panen sudah rugi,” tandasnya.

Sleman pun berharap pemerintah bisa turun tangan untuk membantu para petani yang sawahnya terendam air. “Harapan kami pemerintah melihat sendiri, turun langsung, sumber airnya dari mana, terus ada solusi,” imbuhnya.

Sementara itu, menanggapi permasalahan yang dialami petani, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Much Rony mengatakan jika pihaknya sudah melakukan langkah evaluasi..

“Kami evaluasi, kami data rendaman itu umur tanaman padi berapa minggu, berapa hari, umur tanamannya kita evaluasi dulu dan kami pastikan,” katanya.

Kemudian, pihaknya akan melihat terlebih dahulu apakah sawah yang tergenang banjir itu adalah tanaman atau pembibitan mengingat, implikasinya terhadap bantuan.

“Jadi kalau masih dalam kondisi bibit, terendam dan mati tidak ada stimulan diganti. Dan kalau sudah ditanam, berapapun umurnya, 2 atau 3 minggu dan sudah dipindah dari penyemaian dan dipastikan mati karena genangan, akan ada stimulan dari Pemkab 25 kilogram benih padi per hektar untuk ditanam tahun ini atau tahun berikutnya,” jelasnya.

Ia menjelaskan, bantuan yang nanti diberikan akan melewati proses dan tidak bisa langsung turun. Harus melewati tahapan penyediaan karena Pemkab tidak memiliki stok.

“Setelah ini kami akan melakukan pengadaan barang untuk menyiapkan,” imbuhnya.

Ia melanjutkan, selain Pemkab, Pemerintah Desa (Pemdes) juga bisa memberikan bantuan ke para petani yang bibit padinya tergenang air. Bantuan bisa diberikan melalui Dana Desa (DD).

“Dana Desa masuk nomenklatur untuk biaya ketahanan pangan. Seperti di Turipinggir Megaluh, itu sudah ada pembagian pupuk non subsidi dari desa. Bibit boleh, pupuk juga boleh,” ucapnya melanjutkan.

Selain bantuan, ia menjelaskan jika program asuransi untuk para petani masih ada sampai hari ini. Asuransi ini bersumber dari 2 pendanaan, yakni dari Pemerintah Pusat 80 persen dan 20 persen dari Pemkab atau pihak lain semisal swasta yang ingin membantu.

Dari data Dinas Pertanian per tanggal 24 Januari 2025, ada 530.0 hektare sawah petani terendam banjir di beberapa kecamatan di Jombang. Seperti di Kecamatan Bandarkedungmulyo ada 23 hektare sawah, Kesamben 427 hektare, Megaluh 25 hektare, Ngoro 2,5 hektare, Peterongan 5 hektare, Sumobito 40 hektar dan Tembelang 8 hektare. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.